Dan di Ied Adha tahun ini, keikhlasan yang diteladankan oleh Nabi Ibrahim benar-benar harus saya pahami. Ikhlas dalam menerima kenyataan atas anak saya telah pergi untuk selamanya, atas tesis saya yang tertinggal dari teman-teman seangkatan, atas penempatan pengabdian saya dan suami yang masih belum jelas, atas tubuh pasca melahirkan yang tidak lagi seperti dulu, atas perasaan rindu yang menguras hati, dan ikhlas atas hal-hal lainnya.
Sabar dan ikhlas bukanlah hal yang mudah dipraktekkan, tapi bukan berarti tidak dapat dilakukan. Begitu seorang teman mengingatkan...