8.10.2017

Nge-gembel di Kondangan

Malam ini, Saya, Kanda, dan seorang teman kantornya menghadiri undangan khitanan anak tetangga. Sebenarnya saya agak enggan ikut serta karena lupa bawa perlengkapan kondangan dari rumah Pontianak. Saya tidak bawa gaun terusan (dress), tidak bawa sepatu undangan (cuma bawa sepatu lari dan sandal jepit), tidak bawa tas cantik, juga tidak bawa alat make up yang mumpuni. Ah, jangankan eye liner atau eye shadow. Bedak saja ketinggalan..

Tapi demi menghormati tetangga yang baik sekali mau mengundang, kami tetap pergi..

pakai foto ini saja deh, hehe

Selama hampir sebulan di sini, saya tidak merasa masalah tidak menggunakan bedak. Anggap saja no make up make up, halah. Hhihi. Yang penting buat saya saat ini adalah pembersih wajah dan skincare lengkap. Sudah cukup. Yah, setidaknya itu pikiran saya sebelum malam ini. Sekarang, saya merasa sepertinya saya perlu membeli bedak. Lipstik sih saya ada bawa. Tapi gara-gara sibuk memilih baju mana yang pantas untuk dipakai undangan, alhasil saya lupa memulas lipstik di bibir, dan itu baru sadar setelah selesai makan. Duh, gara-gara malas make-up an nih, jadi kebiasaan..

Malam ini, benar-benar deh. Ini kali pertama saya pergi ke undangan dengan gaya sangat seadanya. Eh, bukan ding. Ini kali kedua. Dulu waktu kuliah saya pernah menemankan teman ke undangan pernikahan setelah pulang kuliah --tanpa mandi dulu, ganti baju cantik, atau membersihkan wajah yang berleming alias berminyak, langsung pergi. Tidak apa gaya gembel, yang penting makan enak kan, hihi. Dasar mahasiswa.

Tapi itukan dulu. Harusnya tidak berulang. Sayangnya malam ini terpaksa terulang. Malah lebih parah: pakai sendal jepit! Ampon dah! Sementara itu kostum yang dipakai juga gimanaa gitu: baju kaos merah dengan sedikit motif bunga di ujung lengan, rok merah panjang, tas slempang merah dengan bordir kupu-kupu yang saya lepas talinya (harapannya sih supaya lebih resmi), kaos kaki krem, jilbab paris pink yang dipakai biasa saja, bibir yang pucat karena lupa pakai lipstik, wajah berminyak karena tidak pakai bedak, dan --jangan lupa-- sendal jepit swallow warna merah. Huhu. Sendal jepit, aduuuh, tepok jidat deh.

Sebenarnya lebih sopan kalau saya pakai sepatu kets saja walaupun tak nyambung, tapi saya baru sadar itu setelah di jalan. Ceritanya kami jalan kaki, dan untuk berbalik ke rumah jaraknya lumayan. Apalagi hari tiba-tiba hujan yang cukup bikin basah. Inilah namanya takdir. heuheu.. Saya salut deh, dengan sandal jepit merah saya ini. Dulu naik pesawat, sekarang kondangan. ckck

Ini waktu di ruang tunggu bandara

Kami bertiga menuju tempat resepsi dengan berjalan kaki santai. Lumayan juga jaraknya, sekitar 3 menitan jalan kaki, lah. Awalnya tetangga kami itu berniat melaksanakan pesta nya di rumahnya, berseberangan dengan kantor Kanda. Tapi berhubung kemarin banjir di gang kami, akhirnya lokasi acara dialihkan. Mungkin untuk antisipasi kalau-kalau banjir tidak surut (tapi tadi pagi sudah surut sih).

Sampai di lokasi resepsi yang terletak di pinggir jalan besar, saya "merasa" ada beberapa pasang mata kelihatan gimanaa gitu (belum tentu benar sih, namanya juga perasaan). Tapi kan tidak boleh berprasangka buruk ya, toh warna kostum saya juga ngejreng (merah), jadi saya senyum manis saja. Toh dari semua, rok merah yang saya pakai (kiriman Mama' beberapa hari lalu) sedikit menaikan derajat penampilan saya. Roknya cantik sih. Setidaknya jadi setengah gembel lah, wk wk.

Harapan saya, semoga tuan rumah acara tidak keki atau bahkan tersinggung melihat penampilan saya yang terkesan tidak sopan seperti itu. Mudah-mudahan niat baik kami memenuhi undangan bisa menutupi penampilan kami yang sangat sederhana. Gembel sekali-sekali, tak papa lah. Yang penting hati lega karena berhasil memenuhi undangan walaupun hujan, walaupun seperti gembel, walaupun pakai sandal jepit swallow. Yang penting kan hatinya, eeaaa xD *ngeles

Btw, teman-teman ada yang pernah kondangan pakai sandal jepit juga? Share di kolom komentar yaa. Sampai nanti ;)