4.01.2015

Catatan Satu April

Satu April. Dengar-dengar sih di tanggal ini harga BBM naik. ~Aah, masa' sih? Baru saja beberapa bulan lalu naik, terus turun, masa' ini naik lagi, kan? Saya bilang ke Kanda: wacana kali. Belakangan ini kan memang begitu cara pemerintah menyelesaikan masalah. Lempar ke masyarakat untuk test water. Kalau beriak, tanda tak dalam. Kalau tenang, ada buayanya. ~eeeh, apasih :D


Lalu Saya tanyakan kepada Saudari saya nun jauh di Kota Khatulistiwa. Apakah benar BBM naik tanggal 1 April ini? April mop, kali. Maklum kami tak punya televisi untuk cuci otak mengetahui kabar terkini. Selama ini hanya mengandalkan berita dari media elektronik. Ternyata, gitu deh. Positif bukan gosip. Satu April, BBM naik.

Beberapa ratus rupiah memang terdengar murah, tapi tetap saja berimbas ke beberapa ratus rupiah harga bahan-bahan pokok dan keperluan hidup lain. Untuk hitung-hitungan secara ekonomi, yaah, saya serahkan kepada ahlinya. Maklum kalau diserahkan kepada yang bukan ahlinya, bisa hancur dunia. Begitu kata Rasulullah, kalau tidak salah.

Tak banyak yang ingin saya komentari tentang hari ini. Hanya ada sedikit yang mengganggu perihal pro-kontra di media sosial. Pendapat Saya masih kurang lebih dengan pendapat saya sebelumnya. :)

Jangan membandingkan-bandingkan
sumber: facebook

Vice versa, don't insult others. Intinya, bersyukurlah, tanpa membanding-bandingkan dan mencap orang lain tidak pandai bersyukur. Tak ada yang suka dibanding-bandingkan, sebagaimana kita sendiri. Realitas hidup kita berbeda dengan orang lain.

Tuhan Maha Kuasa. Ia bisa memutar takdir dalam sekejap. Orang lain yang dicap sebagai miskin pemalas pengeluh dan tak tahu bersyukur, bisa saja tiba-tiba berubah menjadi orang mampu, dan sebaliknya, yang mengaku selalu adem ayem karena kecukupan harta dan pandai bersyukur tiba-tiba menjadi kehilangan ketenangan karena tidak punya uang untuk makan. Apakah perlu mengalami sendiri agar dapat berempati? Naudzubillah. Semoga saya selalu ingat ini.. #selftalk