11.22.2013

Hari Pohon Sedunia

Sebenarnya saya baru tahu kalau tanggal 21 November (kemarin) adalah hari pohon sedunia. Telat. Tapi tidak apalah ya, telat, daripada tidak sama sekali... *menghibur diri, hehe. Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang pohon yang terlintas dalam benak saya.. ;)

Di rumah orang tua di Pontianak, pekarangan rumah sangat terasa hijau karena keberadaan pohon dan tanaman lain. Saat kecil, salah satu pohon yang lekat dengan ingatan saya adalah pohon nangka yang tumbuh tepat di samping jalan masuk ke rumah. Dulu saya dan kakak sering bergantungan di dahannya yang rendah. Sayangnya karena kurang produktif menghasilkan buah dan karena letaknya yang terlalu dekat dengan belokan menuju jalan masuk halaman maka pohon tersebut akhirnya ditebang. Sebagai gantinya, Bapak menanamkan pohon durian di halaman depan rumah, tapi lagi-lagi harus ditebang, saya lupa karena apa.

Pohon lain di rumah masa kecil kami yang berkesan di ingatan saya adalah pohon mangga dan rambutan dan jambu dan sawo. Keempat pohon tersebut tumbuh subur dan sangat produktif. Pohon mangga dan rambutan mulai rajin berbuah ketika saya sekolah menengah pertama, terus berbuah lebat sampai saya kuliah. Buat seru-seruan, kami menulis nama masing-masing di buah-buah mangga yang masih kecil, selanjutnya kami menunggu buah mangga besar dan matang sambil membangga-banggakan buah-yang-bertuliskan-nama-kami. Biasanya seorang berhak menulis 1 atau dua mangga saja agar buah lain (yang tanpa nama) bisa dibagi ke tetangga. Tapi karena orang rumah doyan, yang tidak ditulisi nama juga biasanya ada yang dimakan bersama di rumah.. hehe.. Untuk buah rambutan, karena tidak bisa ditulisi nama, paling-paling kami berebut mengklaim milik masing-masing ketika Bapak memetikkan buahnya yang tinggi untuk kami, padahal kalau sudah dikumpulkan, makannya tetap saja bersama-sama. :) akur.. Kalau sudah banyak sekali, biasanya kami berikan kepada keluarga yang datang, tetangga, atau teman. Lumayan buat menjaga silaturahim..

Oh iya, selain berbagi dengan keluarga dan tetangga, kami juga berbagi buah dengan kalong dan musang. Bukan seperti sesajen ya! Kami hanya membiarkan saja jika ada satu-dua buah yang rusak karena digigit-gigit kalong atau musang. Tidak ada perangkap atau acara tembak-menembak karena bagaimanapun buah-buahan itu adalah hak mereka. Hitung-hitung sebagai permintaan maaf kami telah mengambil habitat mereka sebagai rumah tinggal...

Sayangnya masa kejayaan kedua pohon tersebut harus berakhir. Pohon mangga mau tidak mau harus ditebang ketika rumah akan dilebarkan sedangkan pohon rambutan berangsur-angsur menurun produksi buahnya dan mati karena serangan rayap pada batang pohonnya. Meski demikian, batang pohon rambutan masih dimanfaatkan sebagai tempat menggantung tanaman anggrek berbagai jenis milik Mama sampai sekarang.. :)

Masa kejayaan pohon buah kemudian kembali hadir di rumah kami dengan produktifnya pohon sawo dan jambu air. Wah, kalau membicarakan dua buah ini saya jadi ingat suami yang sedang jauh. *kangen* Soalnya suami saya rajin memetikkan buah-buah tersebut (terutama jambu air) untuk dinikmati bersama keluarga. Lebih nikmat lagi jika menikmatinya di bawah naungan pohonnya langsung, ditambah sepoi-sepoi angin dan cerahnya langit berhias awan di atas sana.. Aah, menyenangkan sekali...

Dan sekarang, halaman rumah kami akan bertambah semarak dengan mulai berbuahnya pohon lengkeng. Sedikit sih, tapi lumayan untuk dicicipi. Saat hamil saya sempat mencicip beberapa buah lengkeng segar yang baru dipetik dari pohonnya, jadi setidaknya ananda Weissar sempat menyicip manisnya buah lengkeng yang ditanam Nenek dan Kakeknya lewat Bundanya ini.. Alhamdulillah.. *kangen*

Be te we, saya juga jadi ingat burung madu mungil lucu yang pernah kami pelihara dulu, si Tama gochi. Selama hidupnya Tama suka sekali makan buah sawo dan lengkeng yang dilumur madu, dan sesekali jambu air. Setelah Tama tiada, dia kami kuburkan di bawah pohon sawo. Jadi di ingatan saya, pohon sawo adalah pohonnya si Tama.. ^^

Hmm.. Sebenarnya masih banyak lagi cerita tentang pohon yang ingin saya ceritakan, tapi untuk kali ini cukuplah tentang pohon-pohon di rumah saya saja.. hehe

Betapa banyak manfaat pohon bagi kehidupan.. Selain manfaat-manfaat ekologis yang biasa kita dengar saat pelajaran IPA dulu, ternyata pepohonan juga dapat bernilai historis : menyimpan kenangan dan cerita yang bermakna, yang jika kita dalami bisa jadi mengandung nilai yang bermakna bagi kehidupan. Hanya saja terkadang kita terlalu sibuk sehingga tidak sempat memikirkan makhluk lain bernama pohon.. 

Demikian artikel ini saya dedikasikan untuk pohon-pohon di seluruh dunia... Dan meskipun sudah terlambat sehari, izinkan saya mengucapkan: selamat hari pohon sedunia! Semoga kepedulian kita terhadap pohon tidak hanya pada hari peringatan semata, tetap konsisten menghargai lingkungan hidup di sekitar kita sepanjang tahun. Pekerjaan berat, tapi patut dicoba..

Let's be a better human for environment!
Ganbatte, for me and for you my friends.. ;)