Ini adalah sambungan cerita jalan-jalan ke Kampung Urug Part 1 (silakan
baca di sini). Sebelum saya lupa, saya mau mengingatkan buat teman-teman yang berminat ke Kampung Urug, ada baiknya memastikan kendaraan yang teman-teman pakai dalam keadaan baik dan siap menanjak. Maklum untuk mengunjungi lokasi ini kita harus melewati jalan berkelok dan bergelombang... :)
|
Jalan masuk Kampung Urug melewati kebun sawit... |
|
Kantor Kepala Desa Urug Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor |
|
Jalannya menurun curam, bikin jantung dag-dig-dug der.. |
|
Anak sekolah berlarian karena jalan sempit dan menurun. Permisi ya adik-adik... ^^ |
|
Entok-entok yang bikin greget di jalan ekstrim ini...
Minggiiir, tok...x_x
|
|
Alhamdulillah sampai juga. Ini disclaimer dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata |
Sesampainya di Kampung Urug, kami diterima oleh Abah Ukat yang merupakan tokoh penting kampung adat tersebut. Konon, Abah Ukat merupakan keturunan Prabu Siliwangi. Di dalam rumah adat yang merupakan tempat kediaman beliau, kami disajikan air minum dan kue tradisional (lupa namanya, hiks). Beliau juga menceritakan sejarah Kampung Urug dan menjawab berbagai pertanyaan yang kami ajukan.
|
Tanya jawab dengan Abah Ukat, sang kepala adat Kampung Urug |
|
Kue tradisional yang disajikan tuan rumah.. :) |
|
Almanak ala Abah Ukat |
Setelah puas bertanya dan mendengarkan Abah Ukat becerita, kami meminta izin untuk berkeliling rumah dan kampung serta mengunjungi hutan larangan yang berada tidak jauh dari rumah adat. Berdasarkan keterangan dari Abah Ukat, masyarakat masih mempertahankan hutan larangan dan alhamdulillah saat ini sudah menjadi bagian dari Taman Nasional Halimun-Salak. Yah, kalau dipikir-pikir memang sayang sekali kalau semua lahan menjadi kebun monokultur kelapa sawit...
|
Dapur |
|
Ruang tengah, tapi biasanya Abah Ukat juga menerima tamu di sini, seperti kami kemarin |
|
Ruang penyimpanan beras di dalam rumah adat |
|
Numpang mejeng sebentar di ruang tamu.. Hehe ^^ |
Bersambung ke
Kampung Urug (Part 3)