"Ngapain ikutan boikot produk ini-itu. Toh yang perang mereka, nggak ada hubungannya dengan kita. Urus saja urusanmu sendiri, jangan sok ngurusin urusan orang!"
Ok. Semoga nanti yang ngomong senada ini tidak pernah mengalami kesusahan dalam hidupnya di dunia yaa..
Tapi mana mungkin!!!!
Hidup tuh pasti bergiliran susah-senang. Akan tiba waktunya, kita ngerasain susah. Di lain waktu, kesusahan kita berganti dengan kesenangan. Gitu terus.
Jadi nanti, kalau ada yang ngomong kayak gitu, lagi susah, balikin aja kata²nya. "Urus masalahmu sendiri. Nerakamu kan nerakamu, nggak ada hubungannya sm aku"
Eh tapi kalau digituin nanti nangis... 👀
***
Btw, pemboikotan yg dilakukan terhadap produk pro-penjajah dan pro-genosida adalah atas dasar kemanusiaan. Gila aja, duitnya buat beli senjata pemusnah massal. Sama juga kita yang beli --secara tidak langsung-- jadi pembunuh juga. Mana korbannya sipil, bayi, anak-anak, wanita, lansia, tenaga medis, tenaga pendidik, jurnalis, pemuka agama, semua! Tak pandang bulu. Bahkan pengungsi juga dibantai. Makanya disebut genosida, bukan perang. Sudahlah dijajah selama 75 tahun, mau dimusnahkan pula.
Sebenarnya sih terserahhh, mau boikot atau tidak. Hartamu, tanggung jawabmu. Niatmu, tanggung jawabmu. Saya cuma gemes aja ngeliat yang model begitu. Giliran dia lagi susah, pinjem dulu 100. Pret.