10.19.2016

Manusia Wortel dan Manusia Tongkat

Dulu saya pernah ditanya seperti ini,

"Bayangkan kamu berada dalam perlombaan lari. Hadiah apa yang menunggumu di garis finish: 

wortel atau tongkat?"


Kalau kamu yang ditanya,  yang mana yang dipilih di antara 2 itu?

Hadiah apa yang menantimu di ujung sana?


Kalau saya spontan menjawab, "tongkat!" Sementara jawaban spontan Kanda dan Kakak saya "wortel doong!"

Ahaha, beda ternyata. :D

~~~

Kalau saya tidak keliru --cmiiw--, pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang menguji psikologi bawah sadar. Semacam tes kokologi. Tidak ada jawaban benar atau salah dari tes kokologi. Jawaban yang satu tidak lebih baik dari yang lain. Ini hanya untuk memberikan gambaran tentang cara pandang kita terhadap suatu permasalahan. Dengan mengetahuinya, kita bisa mengarahkan potensi dengan baik.

Oh ya. Sedikit penjelasan tentang jawaban dari pertanyaan wortel atau tongkat di atas. Wortel adalah simbol dari sesuatu yang bisa dijadikan makanan sehat dan sangat bisa dinikmati, sedangkan tongkat adalah benda yang identik dengan hukuman. Orang yang spontan menjawab wortel memiliki kecenderungan termotivasi oleh gambaran pencapaian dan hadiah-hadiah yang menarik bagi mereka. Sementara orang yang spontan menjawab tongkat memiliki kecenderungan lebih termotivasi oleh kenangan buruk di masa lalu dan gambaran hal-hal menyedihkan di masa depan jika tidak melakukan dengan benar.

Jadi jangan heran kalau ada yang memajang foto rumah idaman, mobil mewah dan yacht impian, atau foto keluarga yang sedang tersenyum lebar di meja kerja atau meja belajarnya. Mereka mungkin tidak bermaksud memamerkan mimpi. Mereka mungkin hanya orang-orang tipe wortel yang berusaha mempertahankan motivasi.

Bagi orang tipe wortel, memajang hal-hal indah yang mereka impikan di area pribadi seperti meja belajar atau meja kerja adalah motivasi yang besar. Ini mengingatkan mereka untuk mencapai misi hidupnya. Ini sangat baik. Sayangnya, manusia tipe wortel cenderung kurang peka dan tidak antisipatif terhadap resiko buruk.

Pemikiran ini, sepertinya, yang menyebabkan bisnis MLM berkembang pesat. Hihi ^^

Di sisi lain, jangan heran juga ya, kalau ada orang yang justru lebih termotivasi oleh hal-hal yang bertema hal-hal suram seperti kematian dan kesusahan. Di dompet atau album kenangannya dihiasi foto orang tercinta yang sulit ditemui atau sudah meninggal dunia.
*Kalau belum pernah ketemu orang yang seperti ini, bisa jadi pertemanan masih kurang variatif.

Manusia tipe tongkat cenderung introspeksif. Dalam beberapa hal, ini bisa positif karena orang dengan sifat tersebut cenderung lebih peka. Kesadaran akan keberadaan resiko mendorongnya melakukan hal yang meminimalisir kemunculan resiko buruk. Tapi sifat tersebut juga bisa destruktif: menimbulkan terlalu banyak kekhawatiran yang melelahkan, dan ujungnya merasa kehilangan motivasi. Oleh karena itu manusia tipe ini memerlukan stimulasi yang lebih bersinambungan agar motivasinya tetap terjaga. Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan akan sangat membantu memperbaiki motivasi manusia tipe tongkat.

Begitulah manusia, memang banyak tipenya. Ingat, tipe yang satu tidak lebih baik dari yang lainnya, ya, melainkan saling melengkapi satu sama lain. Mirip-mirip lah dengan kalau dikasih pertanyaan ada gelas airnya setengah. Ada yang bilang itu gelas setengah kosong, ada juga yang menjawab itu gelas setengah berisi. Tidak ada jawaban yang salah. Keduanya benar, hanya sudut pandangnya berbeda. Ini hanya gambaran kecenderungan. Kita tidak perlu berubah menjadi orang lain agar diterima. Kita hanya perlu memanfaatkannya dengan lebih baik dan bekerja sama dengan tipe lainnya dengan harmonis. Ibarat mobil, ketika manusia tipe wortel menjadi gas (berusaha menjadi yang terbaik), manusia tipe tongkat adalah remnya (berusaha mencegah yang terburuk). Kehidupan sosial memerlukan keduanya agar tetap seimbang, jadi keduanya sama penting. ;)

Nah, kalau kamu, teman. Kamu tipe apa? Manusia wortel atau manusia tongkat? Tinggalkan jawabanmu di kolom komentar yaa..