1.27.2016

Langit Biru

Dalam perjalanan keluar kota hari ini, saya menikmati langit yang biru, cerah tanpa awan.


Memang belakangan ini langit di tempat kami cepat berubah. Kadang cerah, lalu hujan. Biasanya sih hujan lokal. Setelah itu panas lagi. Kalau sudah mau hujan, gerahnya luar biasa, malah bisa terasa lebih gerah daripada kalau cuaca sedang terang alias cerah. Kalau kata kenalan yang alumni kimia sih, kondisi gerah yang kita rasakan di saat mendung-nyaris-hujan itu disebabkan oleh proses perubahan dari uap air (gas) menjadi air (cair), alias pengembunan atau kondensasi. Kondensasi merupakan kebalikan dari penguapan. Kalau penguapan memerlukan kalor atau energi panas untuk mengubah air (cair) menjadi uap air (gas), kondensasi justru melepas energi panas. Makanya jadi gerah. Fenomena alam ini yang mungkin mendasari orang-orang tua jaman dulu bisa memperkirakan cuaca secara tradisional: kalau merasa gerah berarti hari akan segera hujan. Semakin gerah, semakin lebat. Begitulah.

Oh ya. Ngomong-ngomong tentang langit yang biru cerah sepanjang jalan tadi, saya jadi teringat beberapa bulan lalu, waktu musim kemarau dengan kabut asap tebal (haze) melanda pulau kami. Waktu itu udara pekat oleh asap dan polutan berbahaya lain. Jangankan untuk melihat langit biru, untuk melihat beberapa meter ke depan saja sangat susah. Makanya waktu itu banyak yang rindu langit biru, termasuk saya.

Sekarang musim kabut asap tebal dan gila-gilaan sudah berlalu, alhamdulillah. Sayangnya, seperti perkiraan banyak orang, pihak yang harusnya bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh kabut asap itu justru dibebaskan oleh hakim di negeri ini, dengan alasan yang konyol. Tapi ya sudahlah, balasan tidak hanya dirasakan saat hidup.

Hari ini saya ingin mengingatkan diri sendiri untuk lebih ingat bersyukur atas nikmat yang dimiliki. Hal-hal yang seringkali kita lupakan atau abaikan atau kita anggap sepele, bisa jadi sangat diharapkan oleh orang lain. Seperti langit biru hari ini, atau cuaca Kota Khatulistiwa yang cenderung gerah di musim hujan dan panas di musim kemarau, atau waktu hujan turun deras agak lama yang membuat udara super duper sejuk untuk tubuh-tubuh yang terlalu terbiasa dengan suasana khatulistiwa yang panas dan gerah. Boleh cerita, komentar, atau mengeluh sedikit, tapi jangan berlebihan..

Semoga kita selalu ingat untuk bersyukur atas hal-hal sederhana yang bisa bikin bahagia. Bahagia itu memang sederhana, kan teman-teman? ;)