7.07.2015

Cara Saya Merawat Rambut

Rambut adalah mahkota wanita. Untuk seorang muslimah, walaupun ditutupi dari pandangan orang, tetap saja perawatan rambut adalah hal yang perlu dilakukan karena menyangkut kebersihan diri, kenyamanan pribadi, dan keindahan di mata suami (bagi yang sudah berkeluarga seperti saya). Iya dong, apalagi kalau seharian menutup kepala. Kalau tidak dirawat dengan selayaknya, bisa-bisa rambut dan kulit kepala bermasalah. Seperti saya, sejak memutuskan berjilbab, masalah seputar rambut sudah puas saya alami. Untunglah beberapa waktu ini sudah menemukan beberapa hal yang cocok untuk saya. Alhamdulillah. 

(Disclaimer: Setiap orang spesial sehingga cara saya belum tentu cocok untukmu, teman. Di sini saya hanya ingin berbagi sedikit cerita berdasarkan pengalaman yang saya lakukan. Semoga bermanfaat!)
Ceritanya, tahun lalu waktu saya tak sengaja menemukan bacaan tentang perawatan rambut rontok secara alami. Salah satu artikel menyarankan mencuci rambut tanpa shampoo. Aneh sih, tapi saya coba. Awalnya terasa aneh karena dari kecil sudah terbiasa dengan shampoo, dan ketika menghentikan penggunaan shampoo, rasanya masih kotor. Karena itu saya modifikasi sedikit dengan metode yang lebih cocok untuk saya. Sampai sekarang shampoo masih saya pakai, tapi hanya dalam jumlah yang sangaaat sedikit. Caranya, sebelum digunakan, shampoo saya cairkan dengan dua per tiga gayung air terlebih dahulu. Setelah berbusa dan shampoo larut di air, baru deh saya pakai. Cara pakai ya juga tidak seperti yang di iklan-iklan shampoo, yang sampai berbusa-busa begitu, melainkan hanya dituang di area pangkal rambut saja. Digosok-gosok sedikit lalu dibilas. Sip. 

Lama-lama, karena sudah terbiasa menggunakan larutan shampoo encer, saya bisa mengurangi kuantitas penggunaan shampoo dengan cukup baik. Larutan shampoo encer pun hanya saya gunakan sekali-sekali, yaitu pada saat rambut lepek. Kadang-kadang saya bahkan tidak menggunakan shampoo, yaitu kalau tidak terlalu lepek atau berminyak tapi sudah masuk jadwal keramas. 

Jadwal keramas saya tidak ketat, hanya 2 sampai 3 kali sepekan, kecuali dalam kondisi tertentu. Jorok? Nggak lah ya. Kan saya berjilbab, jadi debu jalanan tidak terlalu banyak di rambut karena rambut terlindung. Dari yang saya baca, terlalu sering menyuci rambut dengan shampoo (baca: keramas setiap hari) justru dapat menimbulkan masalah di kulit kepala dan rambut. Pun saya pernah merutinkan keramas setiap hari, dengan cara keramas ala iklan, dan hasilnya sangat tidak memuaskan. Rambut rontok dan ketombe. Apalagi saya punya kebiasaan buruk pas kuku panjang. Mulai deh tuh, garuk-garuk dan baru berhenti kalau kulit kepala sudah berdarah. Duuh...

Eh sebenarnya ada lagi alasan saya tidak sering-sering keramas. Dari kecil sering sakit kepala kalau kepala basah, apalagi kalau langung ditutup dengan kerudung. Sudah sakit kepala, rontok, ketombe, gatal... Aak, benar-benar siksaan.

Ada langkah penting lain yang saya lakukan untuk ini, yaitu dengan oil scalping.

Apa sih oil scalping?

Hehe, maaf ya, karena susah di-Indonesia-kan jadi terpaksa harus ditulis dengan istilah asingnya. Jadi, oil scalping itu intinya adalah mengaplikasikan minyak (oil) ke kulit kepala (scalp). Saya merasa sangat cocok dengan metode ini. Memang sih, jadinya lebih lepek karena berminyak, tapi lebih sehat kalau dilakukan dengan benar.

Oke, tadi saya sudah bilang kan kalau saya hanya menggunakan larutan shampoo? Nah, menurut kebiasaan dan pengalaman saya selama hampir setahun ber-oil scalping, ternyata efek minyak itu malah bagus untuk kesehatan rambut dan kulit kepala. Akar rambut lebih kuat (mengurangi merontokan rambut) dan kulit kepala jadi lebih lembab (mencegah ketombe).

Sekadar catatan. Oil scapling ini hanya saya lakukan sebulan sekali. Biasanya sih setelah mandi bersih pasca haid. Jadi tidak terlalu sering, tapi rutin. Seperti pengganti masker rambut, creambath, dan saudara-saudarinya lah. Tapi berhubung salon muslimah dengan tenaga profesional masih terbatas, plus saya kurang nyaman waktu kepala saya dipegang orang tak dikenal (walaupun rasanya enak), plus harga perawatan rambut yang lumayan kalau dirutinkan (alasan utama sih ini, tapi disebut terakhir, hihi), maka sudah lama saya memutuskan perawatan sendiri di rumah.

Saya beruntung bisa tahu tentang oil scalping dan alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan. Berhubung shampoo yang digunakan encer, saya menyiasati dengan menggunakan air hangat untuk bilasannya. Iya, air hangat memang kurang baik kalau digunakan terlalu sering karena dapat membuat kulit kering (termasuk kulit kepala) dan rambut pecah. Tapi, karena sebelumnya sudah dilumuri dan dipijat dengan minyak dan juga hanya sekali sebulan, air hangat malah membantu membersihkan minyak berlebih serta melancarkan peredaran darah di kepala. Hasilnya, ujung rambut bebas pecah-pecah, batang rambut sehat, akar rambut kuat, kulit kepala lembab, sakit kepala setelah keramas juga tidak kambuh. ^^ yey!