6.19.2015

Pensieve Ramadhan: Hari Kedua

Hari ini hampir terlambat sahur.  Sebenarnya saya sudah bangun pukul 2, tapi malah tidur lagi dan baru bangun pukul 4 lebih beberapa belas menit. Sebenarnya kalau tidak memikirkan ikan bakar yang akan basi kalau tidak dimakan tadi pagi, mungkin saya dan Kanda tidak makan, hanya minum saja. Nafsu makan saya hilang entah karena mengapa. Bisa jadi karena kelelahan kemarin, bisa juga karena terlalu bersemangat pulang sampai lupa makan..

Saat sahur, kami dapat satu ekor seorang. Tambah nasi sedikit saja sudah kenyang. Kami terbiasa membagi satu ikan untuk dimakan bersama, sih: saya makan sisi kiri sedangkan Kanda sisi kanan, atau sebaliknya. Nah, tadi pagi karena beda dari biasanya, jadi merasa kenyang sekali. Alhamdulillah, dapat rejeki sahur. Tak ada yang bisa menghalangi dan tidak juga bisa dikejar kalau bukan rejeki.

Kenyang makan, tak lama adzan subuh berkumandang. Seperti kemarin, saya berusaha tidak tidur lagi setelah subuh. Karena tumpukan baju masih berkembang biak :p saya melanjutkan pekerjaan yang tertunda kemarin itu. Gosok~gosok~gosok, alhamdulillah beres yang penting-penting. Sisanya hanya yang kecil-kecil dan tidak perlu disetrika. Seperti pakaian dalam, tidak perlu disetrika, kan. Nanti rusak. Eh tapi kalau sampai ketahuan Mama' nih, beliau bisa komplain, soalnya mama' kebiasaan menyetrika semuanya sih.. :D

Sayangnya, pertahanan tidak kuat. Mata luar biasa mengantuk karena sebelumnya tidur agak larut plus telat makan sehari sebelumnya. Kalau kata orang Indonesia: masuk angin. Rasanya saya bisa mendengar gemuruh puting beliung di perut, graung~graung. Sangar. Badan pun tak nyaman. Dengan badan yang terasa tidak nyaman, saya urung mandi. Tapi akhirnya jatuh tertidur. huhu, target gagal.

Setelah terbangun, badan tidak seremuk sebelumnya tapi juga kurang segar (efek bangun siang). Perut masih konser tunggal. Saya segera mandi, lumayan segar. Setelah itu bantu suami beberes. Satu koper sudah digembok, beres. Tapi masih ada banyak yang perlu dikerjakan, antara lain membungkus satu paket lagi, mengantar paket, bayar listrik, mengantarkan barang-barang ke rumah Nhepa, menitipkan motor, mengambil uang, beli bukaan, beli oleh-oleh, dan beberes barang bawaan besok. Huah! Alhamdulillah target-target tersebut terpenuhi. Hanya saja paket yang diantar Kanda setelah jum'atan tidak jadi dikirim karena kantor posnya tutup awal.

Waktu Kanda pergi, saya tertidur lagi. Lelap tanpa mimpi. Setelah bangun, alhamdulillah badan yang awalnya lemas dan mual agak berkurang dari sebelumnya. Semakin yakin, itu masuk angin.

Setelah sholat ashar, diajak Kanda ke Bara belanja kue lapis talas bogor untuk oleh-oleh buat keluarga di rumah. Sempat singgah di ATm, ngadem sebentar di dalamnya.. :v

Kami beli pu yung hai dan capcay untuk bukaan sementara untuk sahur besok adalah ayam saus tiram. Nah, ngomong-ngomong tertang makanan buka hari ini, kan sebelum turun kami berembug apakah akan beli nasi juga sedangkan beras masih ada sedikit. Setelah dibicarakan, ya sudah, habiskan berasnya saja, pun kalau beli belum tentu masih bagus waktu sahur. Jadi sebelum berangkat saya mencuci beras dan memasak nasi dengan magic jar. Tak disangka-sangka, pas pulang nasinya belum jadi! :p Saya tidak lupa menekan tombolnya, pun rasanya air di wadahnya hangat. Setelah dicek, lampu indikator memasak tidak menyala dan pemanasnya tidak lagi berfungsi. Dalam bahasa sederhananya, magic jar kami rusak. Setia ia menemani kami. Dadaah magic jar!. *melambai-lambai*

Ada-ada saja. Karena itu, alhasil nasi harus dimasak manual tanpa dandang maupun periuk. Soalnya tidak punya. :p Berbekal wadah nasi magic jar, sendok nasi, dan kompor, saya masak nasi yang sudah terendam. Untuk menyiasatinya, saya aron beras sampai cukup lembut lalu ditutup dengan piring di atasnya (karena tutup panci ketinggalan di rumah Nhepa). Sip. Begitu buka, rasanya agak mengecewakan karena terbiasa dengan nasi yang masak sempurna, tapi juga senang karena bisa dimakan walaupun dimasak dengan seadanya. Nasi matang, tapi teksturnya agak lembek karena kebanyakan diaduk waktu proses memasaknya.

Berhubung saya sedang tidak fit, makan malam hari ini tidak ditunda seperti biasanya. Saya ingin segera menyantap makanan dengan tubuh segar (setelah mandi), tapi tiba-tiba saja ~bluk! Listrik padaaam. Rupa-rupanya fenomena bulan Ramadhan terkait listrik ini terjadi di Bogor juga. Saya pikir hanya di Pontianak dan sekitarnya. :p  Syukurnya, lepas isya lewat sedikit, listrik kembali menyala dan kami tidak jadi mati gaya.

(belum selesai, tapi terlalu ngantuk untuk melanjutkan, istirahat dulu ya..)