10.30.2013

OCD, O7W, dan Diastasis Recti (bagian 2)

Berdasarkan pemahaman saya dari hasil browsing, diastasis recti atau pemisahan abdomen merupakan kelainan otot rektus abdominis (otot di daerah perut) yang memisah menjadi dua bagian yaitu bagian kiri dan kanan. Kelainan otot perut ini umumnya dialami oleh bayi yang baru lahir, wanita hamil, dan wanita yang baru melahirkan. Kelainan ini tidak menyebabkan kematian namun mengurangi estetika. Supaya lebih mudah dimengerti, gambar di sebelah diklik ya supaya tulisannya terlihat lebih jelas...

Ilustrasi diastasis recti (sumber: theptdc.com)


Sebagai tambahan, diastasis recti yang dialami bayi baru lahir (khususnya bayi prematur dan bayi ras kulit hitam) disebabkan oleh otot perut yang belum sepenuhnya berkembang dan belum bergabung satu sama lain, sedangkan diastasis recti yang dialami oleh wanita hamil dan baru melahirkan disebabkan oleh peregangan otot perut yang didorong oleh rahim yang membesar. Kemungkinan kelainan otot perut ini meningkat pada wanita yang berusia di atas 35 tahun, hamil dengan berat badan janin (bbj) tinggi, dan hamil anak kembar 2 atau lebih. Penyebab lain yang mungkin adalah olahraga perut yang berlebihan selama trimester pertama kehamilan. Hmm...

Saya jadi penasaran dengan cara mengecek kelainan ini.. Browsing lagi.. Dapat info dari salah satu channel youtube yang memeragakan caranya (saya lupa nama channelnya). Pertama berbaring di lantai datar lalu lakukan pernafasan dada beberapa kali dan rilekskan tubuh. Kemudian angkat kepala dari lantai secara perlahan dan rasakan otot perut berkontraksi. Tekan bagian linea alba (atau di atas pusar) dengan jari secara vertikal dengan ujung jari menghadap kepala. Kita akan merasakan cekungan yang terbentuk di linea alba. Jika hanya satu jari yang dapat cukup pada cekungan tersebut, itu berarti otot perut kita normal; tapi jika sampai 2 (atau bahkan 3 jari), itu berarti kita mengalami diastasis recti.

Bagaimana dengan saya? Saya alhamdulillah, satu lebih dua tak sampai. :p

Apa artinya? Saya tidak tahu pasti. Kalau melihat saat kehamilan dulu, saya seharusnya tidak diastasis recti karena bbj tidak berlebihan, usia belum 30, tidak hamil anak kembar, dan tidak berolahraga perut saat sudah tau hamil. Tapi melihat hasil pengecekan tersebut, sepertinya saya harus hati-hati.. Linea alba saya agak lebar..

Berita baiknya, diastasis recti dapat dicegah dan disembuhkan lewat olahraga yang teratur. ;)  Alhamdulillah.. Harus olahraga! :D

Eits, tapi tunggu dulu. Ternyata orang yang mengalami kelainan otot perut ini tidak boleh melakukan gerakan olahraga sembarangan lho! Ada beberapa gerakan yang tidak boleh dilakukan, alias terlarang. Gerakan-gerakan terlarang itu adalah oblique twists, pilates 100's, reverse leg lowers, frontal planks, dan semua gerakan crunches. Semua gerakan tersebut dikhawatirkan justru memperparah diastasis recti yang dimiliki.

Ilustrasi gerakan yang harus dihindari
(sumber: pregnancyexercise.co.nz)
(O.o)   
Jadi gerakan O7W gimana dong? Kan ada plank dan crunches tuh... *monolog*

Untuk mencegah kemungkinan diastasis recti menjadi parah, saya memutuskan berhenti O7W sementara waktu ini, dan menggantinya gerakan olahraga lain. Menurut beberapa situs kesehatan yang saya baca, beberapa gerakan khusus yang dapat mengurangi diastasis recti antara lain core contraction, seated squeeze, head lift, upright push-ups, squat against the wall, dan squat with squeeze. Hmm...

Ilustrasi gerakan yang dianjurkan
(sumber: naturallyattached.com)

Kalau dilihat, ternyata tidak semua gerakan dalam O7W berisiko bagi penderita diastasis recti karena di O7W ada push-ups dan squat juga. Syukurlah.. Setidaknya meskipun sempat kebablasan karena kurangnya pengetahuan mengenai diastasis recti, olahraga yang sempat saya jalani tidak terlalu buruk bagi kelainan otot perut tersebut. Ke depannya, semoga saya berhasil menyembuhkan diastasis recti ringan yang saya miliki... Aamiin.. Semangat, semangaat! ^0^

Baca cerita sebelumnya di sini