6.05.2019

Mantraku di Lebaran Tahun Ini

Sekitar 2 pekan lalu saya sempat stres memikirkan lebaran. Mungkin terdengar konyol, lebaran kok stres, tapi itulah yang terjadi. Saya khawatir jika tidak bisa bersabar menghadapi "pertanyaan rumit" khas nuansa lebaran. Saya khawatir lepas kendali emosi karena perkataan orang lain. Intinya, saya khawatir pada masa depan, masa yang belum terjadi.

Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan rumit yang saya maksud berbentuk sangat sederhana, hanya berkisar tentang kapan dan sudah/belum. Beberapa senang bertanya dengan agak dramatis kok belum juga? Pendek kan? Jawabannya pun sederhana, tinggal katakan "doakan saja ya", sambil tersenyum semanis mungkin. Iya, selama bertahun-tahun, itulah yang saya lakukan. Masalahnya terjadi setelahnya itu. Kita bicara tentang efek. Saya jadi kepikiran terus, bertanya kepada diri sendiri: kenapa, kenapa, dan kenapa. Muncul rasa kecil hati, sedih, pengen marah, dan perasaan negatif lainnya. Akhirnya tidak ingin berjumpa manusia-manusia toxic semacam itu. Masalahnya, manusia yang seperti ini banyak, dan kita tidak bisa memaksa orang lain berkata atau bertingkah laku sesuai keinginan kita. Inilah yang bikin tambah stres. 😵


Untungnya, alhamdulillah, beberapa hari sebelum Syawal tiba, Allah memberikan pencerahan yang sangat membantu saya menaklukkan hari ini. Saya ditakdirkan menonton sebuah video TEDx tentang kekuatan mental di rekomendasi youtube. Pembicaranya, Ami Morin, menjelaskan dengan baik dan simpatik. Ada beberapa bagian yang kurang bisa langsung saya setujui, tapi secara keseluruhan penjelasannya sangat masuk akal. Satu kalimat yang berkesan bagi saya dari video tersebut adalah: Unhealthy belief about others is that we think other people can control us, and we giveaway our power. Kalau diterjemahkan kira-kira artinya: Pemikiran yang tidak sehat tentang sesama manusia adalah kita berpikir bahwa orang lain dapat mengontrol kita, dan kita memberikan kekuasaan tersebut begitu saja (kepada orang lain). Ini menohok.

Memberikan kekuasaan bagi orang lain untuk mengontrol diri kita, sungguh kesalahan fatal. Buat apa memberikan hak kepada orang lain --yang tidak disukai pula-- sehingga mereka bisa berkuasa dalam menekan mental ini? Oh, no, no, no. Tidak akan lagi.

Saya tidak akan membiarkan orang lain merusak mood dan melemahkan mental saya. 
Saya TIDAK AKAN membiarkan seorangpun mengecilkan hati saya lagi.
Saya lah yang memegang kendali.

Itulah mantra yang seharian ini terus saya ulangi setiap ada perasaan negatif yang muncul dari pertanyaan rumit. Alhamdulillah ini berhasil. Masih harus terus dilatih tapi Saya senang sekali!! 😊😁