5.18.2018

Jingga dan Biru | Hikmah Ramadhan 1439 H

Hari pertama Ramadhan. Alhamdulillah lancar. Hampir semua yang saya rencanakan dan tulis di bullet journal saya laksanakan. Ini sangat menyenangkan bisa tahu bahwa saya mampu. Oke, semangat! ^^

Tapi di samping hal yang menyenangkan tersebut, ada satu dua hal yang bikin hati saya biru di hari pertama kemarin..

Teror, indonesia, palestina
Di pagi hari, saya ditakdirkan melihat postingan di akun IG nya ust. Somad, tentang seorang bapak polisi bernama Auzar yang telah meninggal dunia. Saya tidak kenal tapi merasa ikut berduka. Belakangan saya baru tahu setelah baca-baca komentar di bawahnya, bahwa ternyata bapak Auzar ini adalah salah satu korban teror di Riau. Almarhum ternyata juga sering menjadi imam sholat di masjid kompleks rumahnya. Ya Allah, alangkah dekatnya bapak tersebut dengan bulan Ramadhan, tapi karena janjinya telah sampai, ia pun berpulang. Semoga almarhum husnul khotimah, aamiin. 

Sebenarnya saya pengen komentar lebih panjang tentang aksi teror bom di tanah air belakangan ini, tapi karena tidak kompeten di bidang ini, saya urungkan. Yang jelas saya mengutuk tindakan ini. Yang bikin sesak, seringkali kekejian ini dikaitkan dengan agama islam, digunakan untuk mencoreng, melabeli, dan memberi gambaran "seolah-olah"/ framing. Padahal banyak orang islam yang juga jadi korban (baik korban nyawa maupun ketenangan dalam beragama).

Di malam hari sebelum sholat isya, saya ditakdirkan melihat postingan di akun bang Onim (seorang relawan Indonesia di Palestina) yang memang update tentang kabar terbaru Palestina. Ternyata di waktu sahur pertama bulan puasa tahun ini, penjajah keji di tanah Palestina kembali membom pemukiman warga Palestina yang sedang sahur. Sebelumnya ada juga yang ditembaki gas air mata saat sholat. Ya Allah.. sedih sekali rasanya. Tidak terbayangkan makan sahur dan beribadah Ramadhan sambil diteror genosida seperti itu. :'

Di hari pertama Ramadhan tahun ini sepertinya saya disadarkan untuk lebih banyak bersyukur akan banyak hal. Semoga kesadaran ini bisa mendorong diri berkontribusi menyampaikan kemuliaan Islam, sesuai kemampuan saya, aamiin.