12.02.2016

Hujan, Waktu Yang Tepat Untuk Berdoa

Sejak beberapa hari belakangan ini rintik hujan rajin menyapa tanah Kota Khatulistiwa. Sejuk. Mungkin tak sesejuk di tempat lain, tapi buat buda' Pontianak yang terbiasa panas bedengkang, tetap saja sejuk. Cuaca yang berubah ini harus diimbangi dengan tubuh yang fit. Kalau tidak, bisa sakit. Seperti saya hari ini, seharian sakit kepala. Mama' juga batuk dan demam. Mudah-mudahan besok kami sudah pulih. Doakan ya, teman! ;)

Eh, ini jadi melantur kemana-mana yah? Hehe. Nggak juga kok... (^_^)v

Hujan, Waktu Yang Tepat Untuk Berdoa



Hujan. Saya jadi teringat dulu waktu masih rajin ikut liqo' waktu zaman kuliah s1 dulu. Salah satu yang pernah dibahas adalah tentang waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa. Saya baru teringat kalau saat hujan adalah salah satu saat terbaik bagi kita untuk banyak-banyak berdoa. Kenapa begitu ya? Hmm, kurang tahu sih alasan pastinya. Itu hanya Allah yang tahu. Tapi kalau ngomong-ngomong sebatas penalaran pribadi, boleh dong ya..

Kalau diingat-ingat, hujan itu membawa manfaat yang besar untuk makhluk hidup. Selain untuk distribusi air di permukaan bumi, hujan juga punya andil besar dalam menurunkan suhu udara, menyediakan air yang bisa dimanfaatkan macam-macam oleh makhluk hidup, membersihkan udara, dll. Konon, pertemuan tanah kering dan air hujan juga ajaib, yaitu melepaskan aroma alami yang disebut petrichor. Aroma ini terbukti secara ilmiah dapat menstimulasi otak untuk mengingat kenangan masa lalu. Ih, memangnya apa gunanya kenangan masa lalu? Ya banyak lah. Bisa mengingat masa lalu justru menandakan kita normal dan sehat. Kalau lupa semuanya, namanya amnesia. Lihat kasus Jason Bourne, dia malah merasa tersiksa kan..

Hujan itu nikmat. Ya buat manusia, hewan, tumbuhan, dll. Cuma karena kita --manusia-- itu suka lupa sama kebahagiaan para hewan dan tetumbuhan yang menikmati hujan, hujan lebih sering kita asosiasikan dengan bencana banjir. Memang sih, tak bisa dipungkiri kalau hujan yang deras dan dalam durasi lama berarti kuantitas air juga banyak dan berpotensi menjadi banjir. Tapi masak sih hujan yang salah? Nyalahin yang nurunin hujan dong kalau begitu (baca: Tuhan)? Amit-amit.

Saya yakin Tuhan itu Maha Tahu segalanya, termasuk sifat makhluk ciptaan-Nya yang disebut "manusia". Manusia itu pengeluh, mudah lupa, dan banyak alpanya. Karena itu Tuhan Yang Maha Tahu mengingatkan dan mendorong kita untuk banyak-banyak berdoa saat hujan, malah dijanjikan sebagai doa tak tertolak pula. Jadi semangat, kan?

[Baca juga Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada]

Jadi, ketika hujan mungkin membuat kita khawatir kerepotan di jalan, takut banjir atau tertular penyakit, jengkel karena baju keren yang dipakai jadi basah, kesal karena jemuran tak kering-kering, marah karena jadwal berubah total, dan perasaan-perasaan seperti itu; kita jadi sadar kalau kita ini kecil tak berdaya. Coba deh, sama hujan saja kalah, kan? Dengan berdoa dan memohon dan berharap saat hujan pula, kita bisa jadi lupa dengan perasaan-perasaan yang mencela hujan.

"Jika tidak disibukkan dengan kebaikan, maka kita akan disibukkan dengan keburukan". 
~Imam Syafii

Mungkin itu hikmahnya kita disuruh banyak-banyak berdoa dan memohon saat hujan: supaya sifat lupa yang manusiawi itu jadi bermanfaat (maksudnya melupakan yang perlu dilupakan, melupakan hal-hal yang menjauhkan kita dari rasa syukur kepada Tuhan). Menurut teman-teman gimana?