3.20.2016

Latihan Panah Bersama Kanda

Kemarin, Sabtu sore, saya mengajak Kanda latihan panah bersama. Mumpung di Pontianak, mumpung sehat, mumpung sempat, mumpung ada alatnya, mumpung ada kemauan, marii.. Pokoknya intinya, aji mumpung deh! Hehe



Kami berlatih di hutan depan masjid dekat rumah. Berhubung kami belum punya bulleye, kami bikin sasaran tembak sendiri. Cari-cari tutorialnya di internet, ada beberapa inspirasi sasaran tembak. Ada yang bikin dari jerami, dari kardus bekas yang diisi styrofoam, dari gulungan karpet, dari kayu yang diisi potongan kain bekas, dan lain-lain. Sebenarnya intinya adalah sasaran tembak berukuran cukup besar, murah, anak panah mudah dilepaskan, dapat dibawa, dan cukup tahan lama.

Berhubung DIY berarti lakukan sendiri dengan bahan-bahan yang ada di sekitar, kami berkreasi dengan menggunakan akar kadaka (paku sarang burung/ Asplenium sp), karung, dan kardus yang diikat di pohon. Semua bahan dan alat dapat kami temukan dengan mudah: parang, tali rafia 3-4 meter, akar kadaka, karung bekas beras, kardus air minum dan pohon. Hasilnya, lumayan memuaskan, ihiy. Apalagi akar kadaka nya dibawa pulang dengan karung dan kardus untuk media anggrek, jadi tidak mubazir. Pohon juga tidak tersakiti karena momentum anak panah terhambat kardus, karung, dan kadaka.

Sebagai pemula (baru pertama kali berlatih), Kanda termasuk oke karena bisa mengenai target lebih sering daripada saya, ihiks. Kekuatan panah nya juga lebih baik dari saya. Hanya postur tubuh dan posisi tangannya masih perlu sering dilatih supaya lebih mantap. Insyaallah bisa dilatih lain waktu.
**Duh, komentarnya kayak pelatih saja :p

Kalau saya sendiri, haduh, tembakannya masih sering meleset. Entah karena busur baru yang talinya masih tegang atau apa, yang jelas jari saya lebih cepat lecet dan lengan lebih sering tersentak tali busur waktu melepas anak panah (dibanding latihan-latihan panah sebelumnya dengan busur tua). Kayaknya saya perlu pelindung lengan dan jari deh. *ngomongnya sambil melirik suami, hihihi

Oh ya, waktu menjelang maghrib, saat kami mau pulang, ada cerita yang cukup mendebarkan. Parang yang kami yakini tidak diletakkan sembarangan tiba-tiba raib. Aduh, mana suasana hutannya juga agak berasa gimanaa gitu (mungkin karena sehari sebelumnya nonton film misteri-horor The Forest, jadi agak terpengaruh suasana, xD). Kami bolak-balik ke tempat-tempat yang pernah kami lewati waktu latihan dan sebelum latihan. Disisiri sampai berkali-kali, tapi parang tidak juga ditemukan. Ada sampai 10 menitan. Setelah mengilas balik yang kami lakukan waktu persiapan sasaran tembak, alhamdulillah akhirnya ketemu. Dekaaat sekali, di samping pohon yang jadi sasaran tembak, tertimbun serasah dedaunan. Ada-ada saja..

Pulang ke rumah, saya merasa senang sekali bisa latihan dengan Kanda. Kanda juga terlihat senang karena bisa mencoba memanah (dan hasilnya cukup baik menurut saya).

Memang ya, berolahraga bersama orang yang disayang bisa sangat menyenangkan. Selain panah, yoga bersama orang tua juga menyenangkan lho, cuma saya sudah cukup lama tidak melakukannya. Kalau teman-teman, sukanya berlatih olahraga apa bersama orang yang disayang? Silakan share di kolom komentar yaa, siapa tahu bisa saya jadikan alternatif olahraga bersama keluarga di lain waktu..