2.28.2016

Jalan-Jalan Ke Tayan

Kemarin, pasca bongkar koper Kakak, bukannya istirahat, kami sekeluarga malah jalan-jalan riang ke Tayan..

Memangnya ada apa di Tayan? 



Yaah, selain daya tarik jembatannya, sebenarnya kami hanya pengen jalan sekeluarga saja. Kebetulan Bapak, Mama', dan Kanda belum menjejak di Jembatan Tayan yang kabarnya sudah dibuka untuk uji coba di Jumat pekan lalu. Pas pula mobil sewaan baru akan dikembalikan ke rental di malam hari, jadi deh jalan-jalan.. :D

Turun dari rumah sekitar pukul 10 pagi, tiba di Tayan sekitar pukul setengah 1 siang. Tapi ~ooh, jalan menuju ke pertengahan bentangan jembatan (Pulau Tayan) tertutup air yang sepertinya cukup tinggi. Karena khawatir mobil terjebak banjir, mau tidak mau batal singgah dan banting setir kembali ke jembatan, ke jalur bentangan jembatan arah Desa Piasak.

Tuh, kan, banjir kan..

Tidak seperti kunjungan kami sebelumnya, jembatan sudah dibuka dan dapat dilalui oleh kendaraan. Kendaraan yang lewat masih sedikit alias sepi sehingga banyak kelompok orang yang merasa aman menghentikan kendaraannya di tengah jembatan untuk berpose bersama. Padahal di pinggir jembatan sudah ada larangannya. Kami tidak berhenti melainkan jalan terus ke arah Desa Piasak, soalnya selain ramai yang berhenti, cuaca terlalu cerah (baca: panas) untuk berjemur di tengah hari.

Kalau di kunjungan perdana dulu, kami hanya bisa ke ujung bentangan jembatan tersebut dengan berjalan kaki lalu kembali berjalan kaki lagi ke Pulau Tayan, sekarang tidak. Berhubung jembatan sudah dibuka plus menggunakan mobil, rasanya sayang kalau tidak melihat-lihat lebih jauh. Ternyata memang jauh. Hehe. Dibandingkan ujung satunya (arah Tayan) ujung yang mengarah ke Desa Piasak ini masih sepi, pakai bingits. Jadi keputusan di kunjungan pertama waktu itu, untuk tidak berjalan kaki hujan-hujan ke arah Desa Piasak, adalah keputusan yang tepat. :D

Di ujung jalan dengan lampu jalan yang melengkung, mobil diarahkan berbelok kembali ke jembatan arah Tayan. Karena tidak bisa beristirahat di Pulau Tayan yang banjir, Bapak mengajak ke Meliau. Jadi berbalik arah ke simpang tiga Tayan, belok kiri kalau dari arah Pontianak. Tapi sebelum itu, kami harus singgah untuk makan siang dulu. Lapar!

Setelah keliling sebentar di Tayan, akhirnya ketemu tempat fasilitas umum yang oke untuk beristirahat. Ruangnya leluasa, di pinggir sungai, teduh, dan yang paling menyenangkan, tenang dari keramaian. Alhamdulillah.


Setelah parkir, kami segera mengeluarkan perbekalan dari mobil dan menuju ke teras pinggir sungai itu. Sambil makan dan bercengkrama, kami menikmati suasana sungai yang airnya pasang dan deras. Jembatan Tayan terlihat kecil dari jauh. Kami sempat berfoto-foto, sekadar kenang-kenangan.

Sekitar pukul 3 kurang, kami melanjutkan perjalanan. Tujuan pertama masih Meliau, tapi rupanya jalan arah Meliau masih tanah merah. Becek. Mengingat langit Februari yang masih sering menurunkan hujan secara tiba-tiba, mobil diputar balik ke arah Tayan, kembali ke Jembatan Tayan. Sempat beli buah hutan seperti buah rambai, buah lengkeng hutan dan buah belimbing hutan di pasar yang dilewati.

Lengkeng hutan.. Nama ilmiahnya apa ya?

Sesampainya di jembatan, kami mengikuti jejak pengunjung lainnya yang berfoto di tepi jembatan. Mobil tidak diparkir di jembatan. Sementara Bang Pari, yang menyetir mobil, memutar mobil di ujung jembatan arah Desa Piasak, kami berenam (Saya, Kanda, Kakak, Mama', Bapak, Isna) berfoto-foto. Lumayan dapat banyak foto dalam waktu singkat karena menggunakan 4 kamera sekaligus.

Nekad melewati jalan yang banjir.. Tidak bisa parkir, jadi memutar..
Foto Kanda sang fotografer yang ada di hape saya, hehe. Foto yang lain belum dipindah

Sekitar pukul setengah 4 kurang, kami bertolak kembali ke arah Pontianak untuk pulang. Di jalan pulang, sempat singgah sholat di masjid dan beli oleh-oleh khas berupa rebung dan anggrek yang dijual di rumah warga di pinggir jalan. Oleh-oleh khas yang dijual antara lain rebung kecil segar, akar pasak bumi, buah entawa', cempedak, dan bunga anggrek species.



Kami tiba di Kota Pontianak sekitar pukul 6 sore, sebelum maghrib. Agar tidak kelaparan lagi, kami makan malam di salah satu resto di kawasan Sungai Raya Dalam lalu sholat maghrib di masjid yang sedang direnovasi, yang terletak di dekat resto tersebut.

Begitulah ceritanya waktu saya dan keluarga jalan-jalan ke Tayan kemarin. Ternyata banyak juga yang bisa dilakukan di Tayan. Hehe. Semoga rasa senang yang saya tuliskan di cerita kali ini menularkan efek positif bagi teman-teman yaa... Dadah!