12.19.2015

Yang Perlu Diperhatikan Ketika Mengkonsumsi Obat Tradisional (Air Rebusan dan Jamu)

Gara-gara tulisan sebelumnya, saya jadi kepikiran menulis tentang ini..




Jaman sekarang, banyak orang yang memilih pengobatan alternatif untuk mengobati keluhan kesehatan yang dialami. Salah satu cara yang paling umum adalah dengan meminum air rebusan tanaman tertentu yang dikenal berkhasiat, termasuk jamu.

Sebenarnya, meminum air rebusan dan jamu adalah cara lama yang sudah dilakukan oleh nenek moyang berbagai bangsa, jauh sebelum industri farmasi berkembang. Cara ini dianggap lebih aman karena "bebas bahan kimia". Tapi, benarkah seaman yang kita pikirkan?

Pertama-tama, kita harus meluruskan kembali pemahaman tentang "bahan kimia". Belakangan ini, seiring perkembangan di dunia bisnis obat, kita dapat dengan mudah menemukan pedagang yang menawarkan produk herbal yang diklaim bebas kandungan kimia. Pemasaran yang masif (mirisnya) telah sukses memberikan asumsi yang keliru di kalangan awam, menyebabkan salah kaprah, seolah-olah obat-obatan yang diberikan dokter pasti tidak baik karena mengandung "bahan kimia". Padahal kalau dipikirkan lagi, semua materi di dunia merupakan bahan kimia. Bahkan air murni dibentuk oleh 2 atom hidrogen dan 1 atom Oksigen (alias H2O atau dihidrogen monoksida, disingkat DHMO) dan sebagian besar tubuh kita dibentuk oleh atom C.

Jelaslah bahwa pernyataan "obat alami tanpa bahan kimia" adalah pembodohan publik. Tradisional maupun modern, obat adalah bahan kimia.

Meski demikian, belakangan ini obat tradisional lebih digemari daripada obat modern. Segala sesuatu yang alami memang lebih menarik bagi kebanyakan orang, termasuk saya. Padahal obat tradisional memiliki kelemahan yaitu tidak murni (bercampur dengan zat aktif lain yang muungkin saja tidak cocok dengan pengguna) dan sulitnya menentukan dosis aman dan optimal. Untuk itu saat memutuskan akan menggunakan obat tradisional berupa air rebusan ataupun jamu, kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut :

- Sebelum mulai mengkonsumsi, cari informasi sebanyak-banyaknya tentang cara pakai dan efek yang mungkin terjadi, baik itu efek positif maupun negatif. Dengan kata lain, pikirkan masak-masak sebelum mencoba.

- Penderita gangguan ginjal dan hati sebaiknya lebih berhati-hati.

- Jangan hanya terpesona dengan cerita keberhasilan karena mungkin menyebabkan kekecewaan jika tidak cocok. Ingat bahwa efek obat untuk tiap orang berbeda-beda.

- Jika sudah memutuskan mencoba dan bersedia menanggung resikonya (resiko baik maupun buruk), sugestikan diri bahwa minuman tersebut bisa bekerja baik untuk kita. Sugesti memiliki peran besar untuk kesembuhan, namun bukan berarti mengabaikan gejala ketidakcocokan, ya.

- Perhatikan dan catat efek apapun setelah penggunaan.

- Jika terlihat gejala ketidakcocokan setelah konsumsi, segera hentikan penggunaan.

- Jika tidak mengganggu privasi, pengalaman penggunaan sebaiknya dibagikan kepada komunitas yang lebih luas agar lebih bermanfaat. *lambai-lambai blogger, hehe

- Jangan mengkonsumsi secara berlebihan. Apapun yang berlebihan, tidak baik.

- Gunakan hanya alat dan bahan berkualitas dan bersih.

Jika menggunakan bahan yang tidak dikeringkan, pastikan bahan masih segar dan tidak busuk atau terkontaminasi bakteri dan jamur berbahaya.

Jika menggunakan bahan yang dikeringkan, pastikan proses pengeringan dilakukan dengan baik. Pengeringan tanaman obat yang baik adalah dengan mengering-anginkan (tidak dijemur langsung di bawah sinar matahari). Ini dilakukan untuk mencegah kerusakan zat aktif pada tanaman. Teknik ini diajarkan dosen kimia saya di masa kuliah dulu.

- Gunakan panci berbahan tanah atau keramik dan gunakan api kecil saat merebus.

- Tetap berolahraga dan menjaga pola makan.

- Last but not least, jangan lupa berdoa untuk kesembuhan.

Gitu deh. Semoga rangkuman pikiran saya ini bermanfaat ya, teman. Salaam!