12.08.2015

Cerita Gula Aren

Ini adalah cerita tentang gula aren yang diceritakan Kakak kepada saya. Cerita ini ia dengar dari masyarakat Desa Sedahan Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat, sewaktu membantu penelitian mahasiswa Jepang beberapa waktu lalu.


Gula aren terbuat dari nira pohon enau yang dimasak sampai kental dan dibiarkan membeku dalam cetakan. Untuk mendapatkan nira, mayang enau dipotong dan cairan yang keluar (nira) ditampung dengan wadah.

Nah, menurut kepercayaan orang di Desa Sedahan, untuk mendapatkan banyak nira dari pohon enau, maka petani gula harus memakai pakaian yang biasa saja, tidak boleh terlalu bagus atau terlalu rapi. Hal ini karena mereka beranggapan bahwa pohon enau adalah tanaman pencemburu. Kalau tidak dilakukan, nanti nira yang keluar dari enau hanya sedikit. Itu, menurut mereka, karena si pohon cemburu kepada petani.

Percaya tidak percaya, itu lah anggapan masyarakat petani gula di Desa Sedahan. Kalau menurut saya pribadi, anggapan yang mencerminkan kehidupan yang sederhana ini adalah cara orang dulu untuk mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan kepada penerusnya secara turun temurun. Bisa jadi kan ya?!

Oke. Gitu deh. Saya senang bisa mengetahui dan belajar tentang tradisi dan budaya seperti ini. Semoga bermanfaat. Salaam! ^^