10.30.2015

Dingin

Tidak seperti biasanya. Kemarin suhu udara Pontianak sejuk menusuk tulang. Padahal kota kelahiran saya ini terletak di dataran rendah, datar jauh dari gunung, hanya beberapa meter dari atas permukaan laut, di delta kapuas, tepat di garis khatulistiwa pula. Panas. Apalagi pas di tengah hari. Bedengkang, budak..


Hujan lebat dan lama. Itulah yang terjadi kemarin. Warga Pontianak sudah terbiasa cuaca panas khas Pontianak. Tapi mungkin, justru karena terbiasa dengan cuaca panas itu lah, ketika suhu udara turun sedikit dalam waktu yang singkat, rasanya jadi terlalu dingin. Walaupun tidak sesejuk kawasan pegunungan atau subtropis, tetap saja dingin buat kami yang biasa kepanasan. Brrr..

Hari ini cuaca masih sejuk. Sisa dingin dari hujan yang seharian kemarin sepertinya tertinggal di udara. Tak apa. Ini jauuh lebih baik daripada diliput udara berkabut asap sisa kebakaran lahan gambut yang bikin nafas sesak, mata perih, dan hati sakit. Tambah sakit pas ada yang komentar tanpa simpati. ~Ah sudahlah.

Hari ini udara lebih baik. Cuma ya itu, dinginnya nggak nahan, bung! Bagi yang sedang kurang fit, bisa pilek juga lho. Jadi harus jaga kesehatan dan pakai baju tebal, yaa. *ngomong sama cermin

Saya tidak tahu sampai kapan cuaca sejuk dan udara bersih ini akan bertahan. Apakah besok kabut asap akan kembali walaupun setelah hujan (seperti beberapa waktu lalu), atau sampai siklus musim kemarau tahun berikutnya tiba (dan kabut asap nge-tren lagi, naudzubillah). Entahlah. Yang pasti saya menyukuri keadaan hari ini, saat musim hujan sepertinya mulai datang.

Walaupun sebenarnya agak terlambat dari tahun-tahun sebelumnya, semoga hujan-hujan yang turun nanti membawa keberkahan yang berlimpah dan tidak bermudharat. Aamiin.