8.27.2015

Kaing Sambas, Kaing Bannang Ammas

Kaing Sambas atau kain Sambas adalah kain tenun benang emas yang berasal dari daerah Sambas, Kalimantan Barat. Beberapa daerah di Indonesia menyebut kain tenun semacam ini sebagai songket, jadi bisa dikatakan kaing sambas adalah semacam songket dari daerah Sambas. Tapi itu penyederhanaan, karena orang Sambas tidak menyebutnya sebagai songket melainkan kaing sambas atau kaing bannang ammas.


Seperti yang saya sebutkan di awal, kain sambas menggunakan bannang ammas atau benang emas. Benang-benang emas tersebut disusun menjadi pola-pola tertentu yang khas Melayu, salah suku bangsa mayoritas Sambas. Sebagaimana kain tradisional lain, pola-pola yang ada pada kain sambas terinspirasi dari alam, seperti pola puccok rabbong atau pucuk rebung pada kain sambas berwarna pink milik saya pada gambar di atas. :)

Dalam kehidupan Melayu Sambas, kain sambas biasanya dipakai pada hari-hari besar dan spesial seperti hari raya ied fitri (raye puase), hari raya ied adha (raye aji), undangan pernikahan, serakkalan (salawat nabi), acara resmi kerajaan, dan lain-lain. Kain sambas juga merupakan barang yang nyaris wajib ada di hantaran (paket hadiah pernikahan dari pengantin pria kepada pengantin wanita) dalam budaya pernikahan Melayu Sambas. Mungkin karena kesan benang emas yang mewah, kain ini hanya digunakan pada acara spesial atau diberikan untuk orang spesial saja.

Dulu kain sambas hanya berupa kain yang dijahit menjadi sarung, digunakan oleh para wanita sebagai bawahan kebaya atau baju kurung. Biasanya ada pasangannya berupa selendang besar berpola dan berwarna sama untuk disampirkan di bahu. Para pria juga menggunakan kain sambas, yaitu sebagai sabok atau kain pelengkap pakaian telo' belanga' (pakaian tradisional Melayu). Karena inilah ukuran kain untuk wanita dan kain untuk pria berbeda (cmiiw). Kain untuk wanita lebih lebar daripada kain untuk pria, tapi saya kurang tahu ukuran pastinya. Semoga lain kali bisa bertanya lebih lanjut secara langsung ke pembuat kain sambas.

Sekadar info, harga kain sambas sesuai dengan kesan yang diberikan: berkelas. Beberapa tahun lalu saja, sebelum saya menikah (tahun 2010 an), sehelai dihargai minimal 500 ribu-an untuk motif sederhana atau benang emas tidak penuh dan warna dasar 1 warna. Harga ini bervariasi untuk tiap kain tenun karena disesuaikan dengan kerumitan pola, ukuran kain, dan jumlah warna dasar kain. Saya kurang tahu harga sekarang berapa, soalnya belum punya budget untuk beli lagi walaupun ingin (curcol, hhihi). Yang jelas sudah dapat bayangan kan berkelasnya kain ini?

Eh, tapi kalau dipikir-pikir, harganya sepadan kok, karena selain terkesan mewah oleh benang emas, kain sambas memakai benang yang tebal (tahan lama jika dirawat dengan baik). Selain itu juga ini sebagai bentuk apresiasi atas nilai budaya, keahlian, ketelatenan, dan kesabaran pengrajin kain sambas. Soalnya sepengetahuan saya, kain ini masih dibuat dengan mesin tenun biasa, jadi untuk membuat 1 kain cantik diperlukan waktu, tenaga, dan ketelitian tinggi. Satu kain saja pengerjaannya bisa berbulan-bulan. Duh..

Mungkin karena harganya itu, sekarang kain sambas banyak diaplikasikan sebagai aksen agar lebih terjangkau semua kalangan. Ada baju koko, selendang kecil, songkok atau peci, sajadah, hiasan dinding, dan lain sebagainya. Harganya tentu lebih tinggi daripada baju koko, selendang, songkok, atau sajadah biasa, tapi pasti jauh lebih terjangkau jika dibandingkan dengan harga kainnya.

Berminat dengan kain sambas? Hubungi saya via email yaa. Siapa tahu saya bisa membantu. ;)  Bye!