6.09.2015

Serangga Masuk Telinga

Semalam tidur nyenyak terganggu karena tiba-tiba telinga kanan saya kemasukan serangga. Kaget sekali rasanya. Awalnya saya sempat berpikir kalau itu hanya sehelai rambut yang masuk ke lubang telinga, tapi selelah saya bersihkan rambut yang simpang siur waktu tidur itu, ternyata memang serangga karena bergerak-gerak. Gatal!

telinga gatal
Telinga gatal nih
(credit: Bert Knottenbeld/flickr)


Gara-gara itu saya jadi tidak bisa tidur tenang lagi karena serangga yang masuk benar-benar mengganggu, antara geli dan ngeri. Geli karena gatal dan ngeri karena terbayang yang tidak-tidak., khawatir serangga itu masuk lebih dalam dan bersarang di telinga, hiey..

Saya tidak melakukan apa-apa, hanya pasrah sambil menekan cepat lubang telinga berkali-kali, berharap si serangga kaget dan segera keluar dari telinga, heuheu. Beberapa saat setelah ditekan gatalnya sih hilang tapi tak lama kemudian gatal lagi. Argh, sangat mengganggu dan bikin khawatir hati berbi.. :p

Bingung, saya ubah posisi tidur saya ke arah sebaliknya. Karena yang saat kemasukan serangga adalah telinga kanan (waktu tidur menghadap kiri), saya balik badan jadi menghadap kanan. Saya tutup telinga kiri dengan rambut, menyugesti diri untuk mengurangi trauma, berharap dengan begitu tidak ada serangga lain yang iseng masuk ke lubang telinga kiri saya. Intinya, parno..

Setelah beberapa saat yang saya perkirakan cukup lama (saya kurang tahu berapa lama pastinya karena mengantuk berat tapi tidak bisa tidur), akhirnya si serangga kecil keluar sendiri. Alhamdulillah. Saya jadi berpikir, ternyata lilin telinga (yang sering kita sebut kotoran telinga) berperan penting dalam menghalangi benda-benda asing yang masuk ke telinga, seperti yang saya alami semalam. Lilin telinga itu memang remeh dan menjijikkan, tapi ternyata sangat berarti. Buktinya serangga kecil itu jadi tidak bisa terbang lebih dalam karena terjebak di lilin. Gerakannya membebaskan diri lah yang memunculkan sensasi gatal. Pantas saja kita dianjurkan agar tidak terlalu sering membersihkan lubang telinga. Hmmm..

Syukurlah beberapa bulan belakangan ini saya mendapat pencerahan agar mengurangi kebiasaan membersihkan telinga terlalu sering. Dulu sepekan bisa 3 kali dan sempat sekali sehari. Kalau tidak dibersihkan rasanya kurang afdhol, parah kan.. Tapi setelah mendengarkan pengalaman mama' yang jadi punya keluhan telinga karena terlalu sering membersihkan telinga dengan cotton bud, dan pernah juga baca pengalaman salah satu blogger yang memiliki masalah telinga gara-gara keseringan mengorek telinga, saya jadi tersadarkan walaupun kenyataannya susah sekali mengalihkan hasrat untuk mengorek telinga, duuh..  Benarlah pesan lagu dangdut jaman dulu, yang namanya terlalu itu memang kurang baik ya. Yang sedang-sedang sajaa~ *nyanyi