6.05.2015

Selamat Jalan, Bang In

Menjelang isya, ponsel jadul saya berbunyi. Mama' menelfon. Tidak seperti biasanya, suara beliau terisak. Ternyata benar, ada kabar duka dari keluarga kami di Sambas (lagi). Bang In, telah kembali ke rahmatullah. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.. :'(

selamat jalan Bang In
Bang In dengan pakaian teluk belanga'..
(credit: U Nur Isnaniarti/facebook)

Bang Ci' In, atau akrab kami sapa Bah In (atau Abah In), adalah suami dari kakak sepupu saya, (alm) Ngah Yani. Walaupun dipanggil bang ci' (dari kata kaccik atau kecil, salah satu panggilan dalam budaya Melayu) tapi badan beliau tinggi besar. Itu yang ada di ingatan saya. Tapi berdasarkan cerita Bapak dan Mama', tahun belakangan tubuh Bang In berubah kurus, terutama sejak Angah meninggal tahun 2014. Saya memang sudah lama tidak bertemu Bang In maupun Ngah Yani. Terakhir bertemu di Pontianak, waktu (alm) Weissar berpulang tanggal 29 Agustus dua tahun lalu. Benar-benar tak disangka, ternyata itu adalah kali terakhir saya bertemu almarhum dan almarhumah. Ternyata saya tidak akan pernah bertemu dengan keduanya lagi. :'(

Saya masih sering bermimpi bertemu dengan alm Angah, mungkin representasi kerinduan. Rasanya saya masih tak percaya dengan kabar berpulangnya Ngah Yani Agustus tahun lalu, bertambah syok mendengar kabar berpulangnya Bang In tadi. Antara percaya dan tidak percaya.

Banyak kenangan bersama almarhum dan almarhumah yang belum sempat saya ceritakan. Banyaak sekali! Saya pasti akan sangat merindukan keduanya.

Selamat jalan, Bang Uray Iswadi Yusuf. Semoga segala amal baik diterima, diampunkan kesalahannya, dilapangan kuburnya, dan diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan (terutama Maya) diberikan ketabahan dan kesabaran, dan tak pernah kehabisan prasangka baik kepada Allah atas ketetapan-Nya. Aamiin ya Rabb.. *peluk maya*