2.13.2015

Saya Berhenti Menonton Televisi

Sebagai keluarga muda yang saat ini belum punya televisi sendiri di rumah, saya dan Kanda tidak menyesalinya. Kami malah bersyukur bisa terhindar dari kecanduan nonton TV. Memang pada awalnya sangat sulit, terutama bagi saya yang selalu menyalakan TV saat masih tinggal di rumah orang tua dulu. Dulu kami berdua bahkan pernah duduk berlama-lama di rumah makan padang hanya untuk menonton sebuah film yang diputar di RM tersebut ketika kangen nonton TV.

(flickr/ Daniel Go)


Saya bukan pencinta acara TV. Justru saya membenci acara TV di negara saya ini karena kebanyakan acaranya kurang bermutu. Tak perlu disebut lah ya.. Kadang-kadang saya masih menonton film dan berita di TV sih, tapi saya sering sebal dengan jeda iklan pada film yang berulang, monoton, dan panjang. Kadang ada iklan bagus tapi ternyata hasil mencuri ide iklan luar negeri. Miris. Tentang berita, yah, program cuci otak juga sih, ujungnya, karena kebanyakan berita TV tidak independen alias ada udang di balik batu. Kadang berita kecil digembar-gemborkan menutupi berita penting lain. Acara berita kurang lebih acara infotainment. Sering juga berita penting malah lama dan sedikit sekali pemberitaannya. Semuanya tergantung rating..

Memang rasanya tak masuk akal alasan kita menonton TV yang semuanya tergantung rating. Anehnya tetap saja saya dulu sering menyalakan TV. Otomatis saja, gitu. Kan tinggal pencet tombol remote. Mungkin ini adalah contoh kebiasaan, ya. Saya dan keluarga dulu memang terbiasa menyalakan TV. Pagi-pagi, TV pasti dinyalakan. Malam pun kadang tidur di depan TV yang masih menyala. Apalagi kalau sendirian di rumah, mendengar suara dan melihat warna yang berubah-ubah dari TV bisa jadi hal yang menghibur buat saya. Bukan untuk ditonton, hanya untuk didengar saja. Ujungnya, ya itu, ketagihan menyalakan TV (walaupun tidak ditonton sama sekali). Duh, boros energi, padahal saya ingin hidup ramah lingkungan. :(  Hmm.. mungkin inilah hikmah mengapa kami belum memiliki TV.

Kapan kangen nonton, kami memilih nonton film pilihan dari kaset atau youtube. Paling tidak kan, tidak ada iklan panjang yang mengganggu dan membosankan. hehe. Untuk berita, kita beruntung saat ini internet banyak menyediakan portal berita. Banyak TV dan media cetak yang memiliki akun media sosial yang bisa diikuti. Pun awak media banyak mengambil berita dari internet, kan.. Nah, supaya update terus dengan berita terkini, tinggal buka akun media sosial dan browsing di internet. Misalnya hari ini, saya jadi tahu kalau ada artis kawakan Indonesia yang meninggal dunia, atau tentang babi hungaria yang mirip domba, atau berita tentang 3 orang pelajar muslim di Amerika yang ditembak mati seorang yang diindikasi islamophobia. Juga tentang berita banjir terkini di Jakarta. Tinggal cek di berbagai portal berita, kita bahkan bisa mengetahui lebih banyak hal terkait hal tersebut alias tidak hanya sebatas seberapa banyak TV ingin kita mengetahui berita tersebut.

Meninggalkan kebiasaan nonton TV memang sulit. Saya pun hanya kebetulan bisa melakukannya karena belum punya TV. Saya khawatir apakah kebiasaan tidak menonton TV ini akan terus berlanjut jika sudah punya TV nanti tapi semoga saya bisa mempertahankan kebiasaan baik ini. Kalau kamu teman, masih suka nonton TV nggak? atau beralih ke media informasi lain? Punya tips ampuh mengurangi nonton TV? Atau punya pengalaman terkait TV? Jangan sungkan share di kolom komentar yaa.. :)