11.20.2014

Listrik Yang Padam

blackout alias listrik padam
sumber: video.disney.com
Tidak seperti layanan listrik di kota kelahiran saya yang sering sekali byar-pret tak jelas (apalagi jelang Ramadhan dan lebaran), listrik di kota rantauan kami ini cukup stabil dan jarang mengalami pemadaman bergilir yang berjam-jam. Paling-paling pemadaman sesaat ketika hujan lebat yang disebabkan halilintar besar. Kalau tidak beruntung, bisa agak lama juga sih (sampai hujan reda), tapi paling sering hanya beberapa detik saja. Alhamdulillah.

Voltase listrik disini pun cenderung lebih stabil sehingga sekring listrik di rumah kontrakan kecil kami jarang jatuh, kecuali kalau Kanda tiba-tiba menyolok pengecas laptopnya yang sudah tersambung ke stop kontak (biasanya muncul percikan api) atau ketika semua lampu dinyalakan ketika saya sedang menyetrika pakaian. Selebihnya tidak pernah jatuh tanpa sebab.

Kecuali satu kali...

Tahun 2012, Kanda menjadi asisten mata kuliah perencanaan lanskap untuk S1. Sebagai praktikum, para mahasiswa ditugaskan melakukan studi di Pantai Pangandaran. Mau tidak mau demi menjalankan tugas negara, Kanda harus berangkat bersama para mahasiswa yang diasisteninya dan meninggalkan saya sendirian di rumah selama 2 hari 1 malam. Alhamdulillah, praktikumnya lancar dan Kanda pulang ke rumah dengan ceria (walau ponselnya hilang). Sebagai oleh-oleh, saya dibelikan rok dan celana batik yang adem dipakai. Kanda juga mengambil banyak foto-foto pemandangan Pantai Pangandaran yang cantik dan menceritakan beberapa cerita seru ketika berada di sana, salah satunya cerita tentang film horor yang ditontonnya di bus saat perjalanan pulang dari Pangandaran. Karena sudah malam, kami masuk kamar sekalian bersiap-siap untuk tidur. Cerita-cerita Kanda rencananya akan menjadi pengantar tidur.

Sebagai seorang yang penakut, saya sadar diri. Saya katakan kepada Kanda bahwa saya tidak ingin mendengar cerita horor yang ditontonnya. Kanda pun paham, jadi ia hanya bercerita tentang ketertarikannya dengan film yang ditontonnya secara garis besar. Tidak ada cerita mendetil.

Saya lupa apa judulnya (barusan dikasih tau, judulnya insidious, hehe). Yang saya ingat, Kanda menjelaskan bahwa di film tersebut hal-hal supranatural digambarkan secara cukup masuk akal. Sebagai informasi, kami berdua sepakat bahwa dunia manusia dan dunia gaib adalah dunia paralel yang berbeda dimensi. Jika dimisalkan, dunia gaib merupakan dunia 2 dimensi sedangkan dunia manusia 3 dimensi. Makhluk hidup di dunia nyata berupa materi (tubuh) dan nyawa (ruh); sedang makhluk halus di dunia gaib berupa energi (cahaya untuk malaikat dan api untuk jin). Oleh karena itu keberadaan makhluk tak kasat mata hanya bisa dirasakan oleh makhluk tertentu yang memiliki indra yang lebih tajam saja, seperti anjing, ayam, dan keledai...

“Apabila kamu mendengar ayam jago berkokok (di waktu malam), mintalah anugerah kepada Allah, sesungguhnya ia melihat Malaikat. Tapi apabila engkau mendengar keledai meringkik (di waktu malam), mintalah perlindungan kepada Allah dari gangguan syaitan, sesungguhnya ia melihat syaitan.” ~ HR. Bukhari dengan Fathul Baari 6/350, Muslim 4/2092 no. 2729. Tambahan yang terdapat dalam kurung diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Adabul Mufrad no 1236, lihat silsilah Adabul Mufrad no. 938 dan Silsilah Ahaadist ash-Shahiihah no. 3183. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu.

“Jika kalian mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai pada malam hari maka berlindunglah kepada Allah darinya karena ia melihat apa yang tidak dapat kalian lihat.” ~ HR. Abu Dawud no. 5103, Ahmad 3/306, 355-356 Shahih al-Adabul Mufrad no. 937 serta Ibnu Sunni no. 311 dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah. Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu.

Nah, berdasarkan cerita Kanda, film tersebut menggambarkan bahwa keberadaan makhluk gaib dapat dideteksi berdasarkan gelombang energi. Oleh karena itu oleh para cenayangnya, dibuatlah alat listrik yang dapat mendeteksi medan energi dari makhluk supranatural dengan asumsi bahwa medan energi makhluk halus dapat mempengaruhi energi lain di dunia kita (seperti energi listrik). Diskusi kami cukup asyik. Sampai ketika Kanda berkata bahwa cerita yang ia tonton itu masuk akal karena menggunakan listrik sebagai detektor, tiba-tiba...

Plek!!

Gelap gulita seketika. Listrik padam. Saat keluar kamar kami baru sadar ternyata hanya di rumah kami saja yang padam, sedang rumah tetangga sekitar terang-terang saja. Kanda memeriksa sekring, jatuh. Aneh, padahal kami berdua sedang tiduran di kamar dan tidak menyalakan alat elektronik berlebihan (hanya menyalakan lampu). Hari pun tidak sedang hujan. Karena pikiran sudah kemana-mana, kami hanya saling pandang, sengaja tidak meneruskan obrolan seputar hal-hal itu lagi.  :p

sumber: recipegirl.com
Ketika mengetikkan ini, saya masih berasa tidak nyaman karena sampai sekarang kami belum menemukan penjelasan logis yang memuaskan tentang hal ini...

Copas 2 hadist di atas dari:
s4iga.wordpress.com