9.11.2014

Jalan Pagi Sehat dan Bahagia ~Dies Natalis IPB ke-51

Lama absen ngeblog, saya mau cerita beberapa hal. Mungkin setelah ini akan ada beberapa postingan, sekadar melepas segala pikiran yang bernyanyi-nyanyi di kepala. Kebanyakan pikiran malah bikin macet nulis tesis... #alasan :p

Oke, untuk postingan pertama, saya ingin cerita tentang jalan pagi sehat.

Sabtu lalu, saya dan Kanda jalan pagi ke kampus. Sudah lama kami tidak joging, jadi jalan pagi lumayan untuk pemanasan, plus refreshing. Kami memang jarang jalan ke kota. Malas, macet. Alhamdulillah kami selalu senang jalan-jalan di kampus kami yang hijau.
**dalam hati nyanyi lagu "konayuki" :D

Saat tiba di kampus, ternyata ramai sekali. Kami lupa, kampus kami mengadakan jalan pagi sehat dalam rangka dies natalis yang ke-51. Teringat momen setengah abad IPB tahun lalu. Kami tidak ikutan jalan pagi, padahal hadiahnya maknyus. Rumah, motor... *ngarep.com*
Tahun lalu kami jalan pagi juga di hari yang sama dengan acara jalan pagi dies natalis, tapi berlawanan arah dengan jalur jalan karena telat, tidak tahu jalurnya. Jadi tinggal mupeng saja. Lambai-lambai orang yang kenal. Jadi agar tidak mupeng lagi, kami putuskan untuk ikut meramaikan tahun ini. Di dalam hati saya berharap juga sih, siapa tahu dapat hadiah doorprice. Hehehe :D

Jalan sehat belum mulai saat kami tiba. Kami sempat santai-santai duduk di halaman rektorat. Saya penasaran dimana tempat mengambil kupon jalan sehat tapi sepertinya orang-orang santai sekali (biasanya kan tempat ngantri sering rame tuh), jadi Kanda berkesimpulan kupon bisa jadi dibagikan di tengah rute. Masuk akal, kata saya. Ada kan yang seperti itu, jadi kami duduk-duduk lagi.

Mungkin pukul 7 pagi, akhirnya acara dimulai. Kami nyelip di antara keramaian, dan ternyata termasuk barisan depan. Saya juga bisa melihat dosen pembimbing pertama saya yang juga sekretaris dekan pertanian. Beliau berjalan bersama Pa Ernan (dekan pertanian) dan rombongan mahasiswa luar negeri. Di tengah perjalanan saya sempat menyapa Bu Nunung, dosbing saya tersebut. Kata beliau rombongan mahasiswa yang bersama beliau berasal dari Jepang dan Malaysia. Lumayan untuk memperkenalkan kampus kepada mereka dengan acara seperti itu, kata Bu Nunung. Iya juga sih. Rute itu juga rute baru bagi saya dan Kanda, padahal kami lumayan sering jalan-jalan di kampus dan mencoba rute baru. Rutenya adem, di sekitar Fapet. Ada rumpun bambu besar berbentuk seperti kanopi pohon menaungi jalan. Menarik. Rasanya ingin jalan-jalan ke rute baru itu lagi. :D

Di jalan sehat tersebut saya juga ketemu seorang teman anggota GSP, Desi namanya. Desi mengabarkan berita baik, GSP dapat ruangan latihan di rektorat. Alhamdulillah. Sebenarnya berita ini pertama kali saya dengar dari Donald saat ketemu di GWW saat hari wisuda. Waktu itu saya dan Kanda mencari Icha dan Dedi yang diwisuda. Donald juga mengabarkan hal yang sama, tapi saya belum tergerak untuk latihan kembali. Kangen sih, tapi kalau pulangnya molor seperti dulu saya ogah. Tapi dengar kabar dari Desi, karena ruangan dikunci pukul 6 maka latihan pasti dimulai tepat waktu dan pulang pun tepat waktu. Menarik, batin saya. Ingin rasanya kembali latihan, walau sebenarnya malu juga sih. Angkatan tua sendiri. :p

Btw, kembali ke momen jalan pagi.

Denah IPB Dramaga
Kira-kira begini lho rutenya... *yang warna merah
(sumber: admisi.ipb.ac.id)

Di perjalanan, panitia ada di beberapa titik. Ada mobil ambulance untuk jaga-jaga. Sepertinya tim kesehatan. Peserta juga dapat air minum, merk Perhutani. Nah, setelah itu peserta di-"stampel". Saya di punggung tangan sedang Kanda di lengan. Tulisannya panitia jalan sehat, semacam itu. Tidak ada pembagian kupon.

Kami melanjutkan perjalanan, sudah dekat garis finish. Ada panitia lagi, kali ini membawa kardus. Kupon! Ya, pos pengumpulan kupon. Masalahnya kapan kuponnya dibagikan ya? Kanda bertanya kepada bapak-bapak di belakang kami. Ternyata kupon tersebut diambil sebelum jalan sehat dimulai. Aih, pupuslah dapat doorprice, hahaha.

Walau ada sedikit kecewa kepada diri sendiri karena tidak mencari tahu lebih awal, kami tetap semangat. Toh rejeki takkan lari ke mana, tak jua dapat jika memang bukan rejeki. Untuk menghibur kaki saya yang gatal-gatal karena sudah lama tidak jalan jauh, Kanda mengajak ke Bara. Di GWW ada bazar makanan sih, tapi kami tetap ke Bara. Pengen makan ketupat sayur khas minang langganan. Sayangnya tidak buka, jadi beli ketoprak dan jus buah.

Sebelum pulang, kami singgah di taman kampus. Senang sekali duduk-duduk dan bercerita sambil minum jus yang dibeli. Setelah minum jus saya menghabiskan air botol perhutani. Saya sengaja tidak membuang botolnya agar bisa difoto untuk blog. Maklum tidak ada hp berkamera. Tapi nasib tak dapat di tolak, botol air saya Kanda buang saat pulang. Gara-gara mata saya kemasukan binatang, saya tak sempat menghentikan Kanda yang dengan sigap meremas-remas botol sebelum membuangnya.

Cuma bisa bilang "Bye perhutani"...