6.16.2014

Seminar Kanda

Hari ini, tak terlupakan. Hari seminar Kanda akhirnya tiba juga. Alhamdulillah. Rasa syukur saya membuncah, bahagia, akhirnya salah satu diantara kami menjejak lebih dekat ke tahap akhir, menyusul kawan-kawan yang sebelumnya telah lulus. Alhamdulillah.

Semalam kami bergadang. Kanda menyempurnakan slide presentasinya sekaligus latihan presentasi agar dapat tepat 20 menit; sedang saya menonton Kanda. Semalam latihan 2 kali namun keduanya belum tepat 20 menit, jadi masih harus latihan bicara lebih baik plus memperbaiki slide agar mendukung kuota 20 menit presentasi tersebut. Maka tadi pagi-pagi sekali, setelah sholat Kanda latihan sekali lagi. Sembilan belas menit, sip.

Pukul 7 pagi, Kanda mandi dan bersiap-siap. Saya juga. Kanda berkali-kali bolak-balik ke kamar mandi, mungkin grogi. Usai mandi saya berkemas. Tiba-tiba saya teringat sesuatu: konsumsi moderator dan komisi penguji! Ya Rabbi, hal sepenting itu bisa kami berdua lupakan. Terus terang, saya kesal dengan diri sendiri. Betapa teledor. Saya tidak ingat sama sekali tentang hal tersebut. Untungnya Allah masih memperkenankan kami mempersiapkannya, akhirnya pukul 8 kami meninggalkan rumah. Kanda mengantarkan saya ke toko kue langganan kami lalu segera ke ruang seminar untuk persiapan segala sesuatu. Saya sendiri memilih kue-kue dengan cepat. Alhamdulillah, pas membayar tidak perlu antri terlalu lama, padahal pas masuk tadi antrian begitu panjang. :)

Usai membayar, saya segera menyeberangi jalan yang padat dipenuhi kendaraan. Biasanya saya begitu khawatir menyeberang, tapi tadi Allah berikan keberanian dan saya menyeberang dengan aman terkendali. Selanjutnya, naik ojek menuju rektorat lantai 3, tempat ruang seminar Kanda berada.

Pukul 8.30 pagi, harusnya seminar Kanda telah dimulai. Moderator dan ketua komisi pembimbing Kanda telah berada di tempat, tapi ternyata baru 3 orang peserta seminar yang ada di ruangan. Saya, Refi (teman sebimbingan), dan seorang bapak-bapak dari jurusan lain.

Entah dimana teman-teman berada. Tak perlu tanyakan perasaan Kanda, saya yang bukan pemrasaran saja sudah khawatir, apalagi Kanda.

Saya keluar, menghubungi teman-teman seangkatan sedang Refi menghubungi teman-teman seangkatannya. Kanda ikut keluar, wajahnya sendu. Kemana teman-teman?

Detik demi detik berlalu. Hati saya begitu kalut, sedih. Saya turun ke lantai 2, naik-turun tangga mencegat orang-orang yang terlihat seperti mahasiswa pasca yang ingin ikut seminar, mengarahkan mereka ke ruang seminar Kanda. Satu-dua dapat, tapi kebanyakan berkata mereka sudah ada janji menghadiri seminar teman mereka di ruang seminar yang lain. Yah, ruang seminar yang lain pun hampir senasib dengan Kanda, sepi pengunjung. Mungkin karena hari senin pagi.

Setelah penantian panjang, alhamdulillah beberapa teman mulai datang. Azka, Icha, Anggi. Selainnya adalah mahasiswa pasca dari jurusan lain. Pukul 8.55, seminar Kanda akhirnya dapat dimulai setelah syarat minimum peserta seminar terpenuhi, pas 10 orang. Di akhir seminar saya baru sadar ada 2 orang teman pasca ARL lain yang hadir, Najmi dan Hani.

Berhubung mulainya terlambat akibat kekurangan penonton, Kanda hanya diberi waktu 15 menit untuk presentasi. Ini berarti memangkas 5 menit daripada waktu normal karena masih ada pemrasaran lain yang akan presentasi setelah Kanda. Wajah Kanda terlihat menegang. Saya hanya bisa bantu doa di dalam hati.

Presentasi Seminar (doc. Delyanet)
Presentasi Kanda
Tepat 15 menit, alhamdulillah. Usai presentasi adalah sesi tanya jawab, komentar moderator, dilanjutkan komentar komisi pembimbing. Akhirnya tepat pukul 9.30 seminar Kanda berakhir. Masih perlu perbaikan, tapi alhamdulillah terlewati.

Usai seminar, kami berkumpul di luar. Sekadar makan sekotak kue seadanya yang tadi saya beli sekalian untuk teman-teman yang hadir. Wajah Kanda masih terlihat pucat. Sengaja tak saya tanyakan perasaannya. Saya sudah tahu.

Kami sempat foto-foto sebentar. Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman yang tadi menyempatkan diri untuk hadir. Tanpa kehadiran mereka mungkin seminar Kanda dibatalkan oleh ibu moderator dan dosen pembimbing yang sudah kadung gusar karena jadwal yang molor. Terima kasih juga untuk teman-teman dan keluarga yang memberikan dukungan moral dan doa. Semoga dibalas dengan kebaikan berlipat ganda, aamiin..

Kanda dkk (dok Delyanet)
Pasca ARL yang hadir. Terima kasih yaa... :)

(dok. Delyanet)
Kalau saya tukar tempat sama Refi (minta difotokan, maksudnya), ini jadi foto ARL 2011 yang hadir.. :)

Setelah beberapa lama, teman-teman bubar. Tinggal saya, Kanda, dan Anggi. Anggi banyak memberikan masukan untuk Kanda, sempat memotretkan saya berdua Kanda juga.

Tersenyum berdua
Tersenyum berdua.. ^_^
Tidak ada serimoni makan bareng seperti teman-teman sebelumnya. Kami sedang cekak untuk mentraktir teman-teman. Hari ini saja deadline kontrakan rumah, tapi itu dipikirkan dan dibereskan setelah pulang ke rumah.

Untuk menghibur diri dan merayakan seminar Kanda, kami berdua menyempatkan jalan melihat taman rektorat yang baru jadi. Niatan ingin duduk-duduk di bawah pohon sambil melihat danau tidak bisa dilaksanakan karena tempat duduk yang adem sudah penuh, hanya tersisa yang tidak terkena bayangan pohon. Kami urung.

Kami lalu berjalan kaki ke taman pendidikan, ingin sekadar duduk-duduk di tempat duduk taman sambil melihat pepohonan hijau rindang yang dedaunannya berguguran di tanah berumput. Petrichor tidak sedang di udara, cuaca cerah hari ini. Panas, tapi ada rasa seperti ketika terkena hujan menyapa hati saya. Haru, bahagia, sedih, campur aduk di sana.

Di taman tadi kami sempat melihat seorang ibu bermain dengan bayi mungilnya. Manis sekali. Saya jadi memikirkan almarhum ananda Weissar. Kangen. Saya rasa saya tidak sendirian. Saya tahu Kanda juga merindukannya.

Hari ini mungkin tidak terlalu baik bagi kami berdua: jadwal seminar tidak terlalu lancar, teledor memesan kue, kontrakan belum dilunasi, dan lain-lain. Dinamika hidup. Kalau boleh jujur, saya ingin menangis. Menangis haru, sedih, bahagia, rindu.

But life must go on.. Kami tersenyum melihat bayi mungil yang bergurau dengan ibunya itu. Kami bercanda tentang daun menjari yang mengingatkan kami pada bentuk sinar suci di gambar-gambar.  Kami melihat-lihat burung yang hinggap di dahan pohon; ada yang suaranya nyaring; ada pula yang bentuknya mirip Tama, kata Kanda.

Meski masing-masing mengaku pernah membayangkan menjadi burung yang dapat terbang bebas, kami bersyukur bisa berada di tempat kami berada saat ini. Keadaan ini dan saat ini, adalah yang terbaik bagi kami.

Oh ya, bagian terbaik hari ini adalah makan gado-gado sebagai bentuk selamatan kecil-kecilan. Sudah lama tidak makan di luar, senang sekali hati saya... ^_^

Gado-gado (dok Delyanet)
Gado-gado..

Akhir kata, selamat atas seminarnya, Kanda!! In sya Allah tinggal selangkah lagi.  (^o^)/ Semangaaat!