1.14.2014

The Hunger Games 2: Catching Fire [Film]

Yuuhuu~ kembali lagi dengan resensi film setelah seharian kemarin saya tidak posting sama sekali. Alhamdulillah semalam dapat kesempatan nonton film kedua The Hunger Games saat makan malam. Film ini merupakan adaptasi dari novel kedua dari sekuel The Hunger Games karya Suzanne Collins, Catching Fire. Baiklah, kita mulai..

The Hunger Games 2: Catching Fire
(sumber gambar: thehungergames.wikia.com)


Enam bulan berlalu dari festival The Hunger Games yang ke-74 yang dimenangkan oleh Katniss Everdeen dan Peeta Mellark. Kemenangan mereka yang fenomenal dan penuh cinta ternyata telah memunculkan sesuatu yang seharusnya diredam oleh keberadaan The Hunger Games: harapan, yang mungkin berujung pada pemberontakan dari berbagai distrik yang merasa ditindas oleh Capitol.

Karena itulah, pada acara tahunan tour keliling seluruh distrik di Panem (nama negara mereka) oleh pemenang games sebelum The Hunger Games kembali dilangsungkan, Katniss dan Peeta dipaksa untuk bersandiwara saling mencintai dan bahagia karena telah menang. Sandiwara yang berat bagi keduanya karena pada kehidupan nyata keduanya bahkan tidak saling menyapa. Dingin. Terlebih Katniss yang mengalami depresi mendalam karena pengalaman buruknya mengikuti The Hunger Games yang sadis yang mengharuskannya membunuh orang lain.

*Untung Gale Hemsworth masih setia kepadanya, meskipun terlihat cemburu dengan hubungan rumit antara Katniss dan Peeta. Korban PHP... xixixi :p

Menjelang satu tahun kemudian. Seperti tahun-tahun sebelumnya, The Hunger Games akan dilaksanakan kembali. Bedanya, karena ini merupakan tahun ke-75, berarti akan diadakan Quarter Quell ketiga dari The Hunger Games. Quartel Quell itu seperti versi spesial The Hunger Games khusus setiap 25 tahun sekali. Spesial karena peraturannya dimodifikasi. Pada Quartel Quell pertama (peringatan 25 tahun pertama), peserta yang berpartisipasi adalah pria dan wanita usia 12-18 tahun yang merupakan pilihan distrik yang ditentukan dari suara terbanyak atau hasil voting pilihan distriknya, bukan dari undian seperti biasa.

Pada Quartel Quell kedua (peringatan ke-50 tahun), jumlah peserta yang diwajibkan ikut berlipat ganda, yang biasanya hanya 1 orang pria dan 1 orang wanita per distrik menjadi 2 pria dan 2 wanita dari setiap distrik. Pada Quartel Quell kedua ini, peserta The Hunger Games juga tetap dalam kisaran usia 12-18 tahun. Nah, pada Quartell Quell ketiga, yaitu yang ke-75 tahun itu, peraturannya diubah karena Presiden Snow sangat ingin Katniss yang begitu menginspirasi banyak orang, mati, sehingga ditetapkanlah bahwa peserta untuk The Hunger Games Quartel Quell ketiga merupakan para pemenang The Hunger Games sebelumnya.
*artinya, yang senior dan jago mempertahankan diri. Oh my God..

Kasihan si Katniss, belum juga sampai satu tahun menang, belum hilang stress karena membunuh orang, belum hilang rasa tertekan karena harus bersandiwara dan meyakinkan orang se-Panem bahwa dia jatuh cinta pada Peeta, belum hilang sedih karena ajakannya melarikan diri ke hutan ditolah Gale, ~eeh, diwajibkan pula menjadi kandidat peserta The Hunger Games lagi.. Sediih..

Makin ironis karena dari distrik 12 hanya ada 3 pemenang The Hunger Games sebelumnya: Katniss Everdeen, Peeta Mellark, dan Haymitch Abernathy (yang sebelumnya jadi mentor mereka). Peluang terpilihnya Katniss sebagai peserta tentu saja 100% karena dia sendiri yang perempuan. Senanglah hati Presiden Snow melihat kemungkinan tersebut. Apalagi peserta tribut yang terpilih dari distrik lain adalah orang-orang yang dapat menjadi lawan yang mematikan bagi Katniss, walaupun tentu saja mereka umumnya jauh lebih tua dan sudah kurang terlatih lagi karena lena dengan janji Capitol bahwa pemenangnya akan hidup tenang dan bahagia di sisa hidup mereka setelah memenangkan kejuaraan.


Ini sebagian peserta quartel quell ketiga.
(sumber gambar: fanpop.com)
Dari semua peserta, menurut saya hanya satu orang saja yang tidak terlihat menyeramkan saat pertama kali melihatnya, seorang wanita tua bernama Mags. Selebihnya, cukup mengerikan: Beetee dan Wiress, sepasang peserta cerdas yang membunuh lawan-lawannya dengan setrum; Enobaria, wanita yang terobsesi membunuh sampai rela membentuk semua giginya seperti taring; Gloss dan Cashmere, sepasang kakak-adik yang memenangkan turnamen secara berturut-turut; Female Morphling, ahli menyamar yang sayangnya pecandu obat bius; Finnick Odair, pria tangkas yang jauh lebih tangkas ketika di dalam air; Johanna Mason, gadis yang berkelakuan agak aneh dan ahli menggunakan kapak; Brutus, pria brutal; dan sebagainya, dan sebagainya...
*Susah disebutkan satu-satu ya sodara-sodaraa.. :D hehe

Kebijakan Presiden Snow untuk menarik kembali para pemenang (atau mungkin lebih tepatnya, yang selamat dari) The Hunger Games sebelumnya ternyata memicu kemarahan beberapa peserta. Karena itu, Haymitch menyarankan Katniss untuk bersekutu dengan mereka. Dengan bersekutu setidaknya kemungkinan hidup dapat lebih besar sampai akhir permainan.. Siapa saja sekutu Katniss dan serunya The Hunger Games dengan Quartel Quell? Hmm,, sepertinya lebih baik teman-teman tonton sendiri saja ya, soalnya ada latar cerita yang lebih dalam dan ribet jika harus diceritakan di sini. Yang pasti film ini menyuguhkan cerita yang cukup padat dan beralur cukup cepat, lebih cepat dibandingkan film sebelumnya. Seru, layak untuk dijadikan hiburan di akhir pekan..

Kalau boleh komentar tentang pemainnya, semuanya oke. Tata rias, ehem, bagus lah ya, karena terlihat sekali beda orang distrik dengan orang Capitol yang penuh warna-warni mencolok mata. Kostum terkeren tetap Katniss yang pakai. Apalagi waktu dia menggunakan pakaian pengantin putih rancangan Cinna yang dipesankan Presiden Snow untuk digunakan saat acara wawancara bersama Caesar Flickerman. Setelah itu dengan ajaibnya kostum putih cantik itu berubah menjadi gaun hitam dengan bulu burung mockingjay yang melambangkan pemberontakan, keren.. Oh, efek bajunya saat dia di atas kereta kuda juga keren, membara. :D  Tapi jangan tanyakan pakaian polisi capitolnya (aka peacekeeper yang tidak peace), saya tetap malas melihatnya... -_-  *gaye bener komentarnye,hehe*

Nilai yang dapat diambil dari film ini adalah bahwa dari kesedihan dapat muncul kekuatan yang besar, jadi jangan patah semangat jika kita sedang dalam masa kesusahan. Selain itu film ini juga mengingatkan kita bahwa serapi apapun kita menutupi suatu kebusukan, baunya tetap akan menyeruak ke permukaan. Jadi intinya, jangan bohong, gitu deh. Hehe..

Catatan dari saya, film ini hanya direkomendasikan bagi Remaja [R] dan Dewasa [D], dan sangat tidak dianjurkan bagi anak kecil karena ada adegan mesra, kekerasan (meski tidak dilihatkan secara gamblang), dan kata-kata kasar. Tidak layak dikonsumsi anak-anak..  Sip? ;)

Duo dari distrik 4
(sumber gambar: blog.zap2it.com)
Oh iya, karakter favorit saya di film ini, emm, mungkin Finnick, karena dia pria muda yang sangat menghormati orang tua. Sikap yang sangat patut dicontoh.