1.02.2014

Hobi #1

Bicara tentang hobi, seperti orang lain, saya juga punya beberapa hobi..


Surat! ;)
(sumber gambar: forbes.com)
Saat masih kecil, hobi saya adalah berkirim surat atau istilah kerennya: korespondensi.
Sebenarnya sampai sekarang saya masih senang berkirim surat dan bahagia ketika menerima surat balasan. Hobi ini dilatarbelakangi oleh Bapak yang ditempatkan bekerja di luar kota sejak saya masih berumur 3 bulan hingga 9 tahun. Mama yang memiliki pekerjaan di kota lahir saya dan Kakak mau tidak mau tetap di kota kami dan harus terpisah dengan Bapak. Karena pada zaman itu yang tren adalah berkirim surat dan telegram, saya dan Kakak pernah merasakan berkomunikasi dengan Bapak lewat surat. Masa berganti, telpon sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) jadi tren. Berkirim surat kepada Bapak masih kami lakukan, tapi intensitasnya berkurang.

Suatu ketika, saya dan Kakak membaca majalah anak langganan kami, dan kami menemukan ide brilian: berkirim surat kepada salah seorang pemenang kuis di majalah tersebut. Kami memilih sahabat pena (sapen) secara acak, beberapa orang. Beberapa lama berselang, saya mendapat balasan dari salah satu orang yang saya pilih. Namanya Finda, berdomisili di Jakarta, sedangkan Kakak mendapat balasan dari Kak Fitri, berdomisili di Bandung. Usia sapen saya tersebut selisih 1 tahun di atas saya, sedang sapen Kakak seumuran dengannya. Saya dan Kakak sangat menikmati kegiatan ber-sapen ria. Sayang kegiatan mengasyikkan tersebut harus terhenti saat saya kelas 1 SMP. Mungkin karena saya dan Finda sudah mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing..

Demikianlah hobi korespondensi saya bermula. Hingga sekarang, saya selalu senang berkirim dan menerima surat. Dengan kemajuan teknologi, berkirim surat sekarang dapat dalam bentuk surat elektronik (surel), inbox facebook, direct massage, dan sebagainya. Tetap menyenangkan, tapi tentu saja rasanya berbeda dengan surat tulisan tangan asli dari penulisnya. Apalagi ditambah bonus prangko-prangko cantik yang menempel di amplopnya. :)  It's really fun!

Hobi lain masih berhubungan dengan hobi yang baru saya ceritakan adalah filateli alias mengumpulkan prangko. Hobi ini menyenangkan, tapi karena saat itu hobi ini cukup mahal bagi saya yang masih anak sekolahan, jadi terhenti begitu saja. Lagipula karena album prangkonya berbagi berdua dengan Kakak, kami jadi tidak ingat ini prangko siapa dan itu prangko siapa. Berbaur menjadi satu..