2.19.2013

Hati-Hati Penipuan!

Oh iya! Saya baru ingat cerita Sabtu kemarin, saat Kanda hampir saja menjadi korban penipuan berkedok pelatihan.

Jadi ceritanya hari sebelumnya, Jumat, Kanda dapat selebaran mengenai pelatihan menulis buku yang akan diadakan besoknya (Sabtu). Nah, setelah pulang ke rumah, sambil menunjukkan selebaran tersebut dan menyatakan ketertarikannya untuk mengikuti pelatihan tersebut, Saya yang mengetahui salah satu obsesi Kanda yang bercita-cita menerbitkan buku langsung usulkan agar Kanda segera saja mendaftarkan diri lewat contact person yang tercantum dalam selebaran tersebut. Kanda pun langsung menghubungi pihak penyelenggara yang nomornya tercantum dalam selebaran tersebut.

Setelah dihubungi, terdapat kejanggalan dari orang tersebut yang menyatakan hanya tersisa dua tempat, terutama jika melihat kembali tampilan selebaran di tangannya. Hanya fotokopian biasa, tidak meyakinkan. Penyelenggaranya pun tidak jelas. Karena itu, Kanda segera menghubungi dua teman kami yang pernah mengeluarkan buku mengenai pelatihan tersebut, apakah mereka mengetahuinya, mengingat biasanya para penulis tahu mengenai agenda seperti itu. Namun kedua teman kami tidak mengetahui.

Kecurigaan kami menjadi-jadi ketika orang tersebut mengatakan bahwa mereka akan mengambil biaya pendaftaran langsung ke rumah kami saja, dan menanyakan alamat. Alasannya karena pendaftaran akan segera ditutup. Saya, yang memang tidak pernah senang jika ada orang tidak dikenal menanyakan alamat, langsung berdiskusi dengan Kanda. Bukannya aneh jika kita yang perlu tapi orang lain yang datang. Maksud Saya, mengapa orang tersebut harus sedemikian keukeh jauh-jauh datang hanya untuk orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Okelah kalau kami saudara atau temannya, tapi rasanya tidak masuk akal untuk orang yang tidak dikenal. Dalam benak Saya, pasti ada udang di balik bakwan! -eh, batu-

Kanda tidak membalas lagi karena ragu. Kemudian orang tersebut mengirim sms untuk mentransfer uang pendaftaran saja, 75 ribu rupiah, dengan besok membawa bukti transfer ke lokasi pelatihan (yang katanya di gedung PGRI Pontianak). Kami semakin curiga.

Akhirnya, Jumat sore itu, kami sengaja ke lokasi yang dimaksud, untuk melihat apakah ada tanda-tanda akan diadakan kegiatan besoknya. Tapi ketika sampai di sana, ow ow, firasat Saya sebagai wanita mengatakan, Kanda memang ditipu oleh orang tersebut. Kanda yang masih "mau" berprasangka baik berkata, semoga saja pikiran kami salah. Walau saya sendiri meragukan kegiatan tersebut dan mengutuk-ngutuk orang yang mencoba menipu orang-orang seperti Kanda yang punya cita-cita menulis buku yang bermanfaat bagi banyak orang. Tapi Saya tahan kata-kata saya di dalam hati, takut jika memang Saya salah. Tunggu besok, batin Saya.

Esoknya, Kanda masih berniat bulat untuk ikut pelatihan. Jadi ia memastikan datang ke lokasi, setidaknya jika memang ada maka ia tidak ketinggalan dan segera mendaftar, dan jika memang tidak ada, nothing to lose. Toh belum mengeluarkan uang pendaftaran. Maka berangkatlah Kanda ke lokasi yang disebutkan di selebaran.

Dan ternyata, time of truth! Tidak ada kegiatan apapun di lokasi tersebut!

Benar dugaan Saya sehari sebelumnya, Kanda ditipu. Dan Saya yakin setidaknya ada beberapa orang di luar sana yang tidak kami kenal -yang memiliki keinginan menulis buku bermanfaat- ditipu oleh penipu tersebut.

Saya mengusulkan pada Kanda untuk segera menulis dan berbagi hal tersebut di dalam blognya, dengan harapan bisa menolong orang lain agar lebih berhati-hati terhadap modus penipuan dengan kedok pelatihan, yang menurut Saya baru itu.

Pada hari yang sama, postingan Kanda mendapat respon dari blogger Pontianak yang kebetulan mendapat selebaran yang sama. Kata blogger tersebut, menurut sms yang diterimanya pagi itu (Sabtu pagi), pelatihan diundur Sabtu pekan depan.

Awalnya setelah mendengar respon tersebut, Kanda berniat untuk menunda postingannya saja hingga Sabtu pekan depan seperti yang dikatakan blogger tersebut. Takut memfitnah, katanya. Tapi Saya menguatkan, bahwa Kanda tidak sekalipun menyebutkan siapa pelaksananya, jadi postingnya bukan pencemaran nama baik. Selain itu, jika memang benar pelatihan diundur, harusnya ada pemberitahuan di lokasi, dan peserta tidak boleh dikabari begitu saja bahwa ada pengunduran jadwal. Apalagi pemberitahuan itu tepat di hari H.

Setelah berbincang singkat, blogger muda yang merespon postingan Kanda tersebut berinisiatif bertanya kepada nomor yang sama menggunakan kartu yang lain. Dan ternyata, tanpa ragu lagi, kami bisa katakan orang yang menyebarkan selebaran pelatihan tersebut, beserta konco-konconya, adalah penipu!
*Karena penipu itu menjawab kepada blogger teman baru kami itu bahwa acara diundur besok (Minggu).

Lucunya, tadi pagi Kanda menunjukkan sms baru diterimanya dari penipu Sabtu lalu, mengatakan bahwa pelatihan jurnalistik dan membuat buku gelombang kedua akan diadakan Sabtu pekan ini. Wahaha, si penipu niat banget yak! Lupa panasnya api kali ya...

Saya sangat berharap, semoga teman blogger kami yang merespon postingan Kanda Sabtu lalu tidak sempat membayarkan biaya pendaftaran yang tujuh puluh lima ribu. Tapi jikapun sudah terlanjur, semoga diganti Allah dengan yang lebih baik dan semoga ia lebih berhati-hati lagi di kemudian hari.

Untuk si penipu, wow, tak perlu didoakan yang buruk-buruk pun Saya yakin dia-atau-mereka akan mendapat ganjaran yang setimpal. Saya sangat yakin. Tuhan tidak pernah tidur, Maha Tahu, Maha membalas. Apalagi sampai ada korban yang mendoakan mereka keburukan, pasti diijabah Allah tuh! Apalagi yang menggunakan sarana agama dalam menipu.
Jadi saya tak mau repot-repot berdoa untuk dia-atau-mereka yang berbohong dan memutuskan pengharapan orang lain. Saya hanya akan berdoa semoga Allah melindungi Saya, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang saya sayangi dari keburukan dan kejahatan para pendusta. Aamiin!

Jadi, cerita ini saya harapkan dapat menjadi pelajaran bagi teman-teman semua agar lebih berhati-hati ya... Semoga bermanfaat! ;)