1.06.2013

Spaghetti

Malam dua hari yang lalu, entah kena angin apa, saya begitu ingin makan spaghetti. Sebenarnya satu harian itu saya tidak makan apa-apa kecuali minum susu, dan air putih, dan telur setengah matang, dan ngemil udang ebi kering mentah kiriman Mama.
#Hehehe

Saya juga kurang tau kenapa tiba-tiba nafsu makan saya hilang sama sekali, tanpa merasakan lapar yang berarti. Pagi hari saat Kanda menawarkan bubur pasuruan Pak Soleh langganan kami, saya menggeleng. Bosan. Jadi, untuk sarapan, kami makan telur setengah matang dan susu bantal.

Siangnya Kanda makan nasi dan telur ceplok. Kanda mengajak saya, tapi lagi-lagi saya menggeleng. Belum lapar. Setelah makan, Kanda berkunjung ke rumah teman di daerah kota, dan sebenarnya sudah mewanti-wanti saya untuk tetap makan. Jaga kesehatan, katanya.

Tapi entah mengapa, sampai Kanda pulang sekitar lima menit sebelum magrib pun, saya belum ada keinginan makan juga. Saya hanya ngemil ebi kiriman Mama saja.

Sempat ditegur karena bandel, tapi ya bagaimana ya, memang saya belum lapar... :(

Karena melihat tanda-tanda tidak biasa itu, Kanda bertanya saya ingin makan apa.  Saya yang mungkin kebanyakan nonton si Francis, tiba-tiba memikirkan spaghetti buatan chef CWTD. Mentaiko spaghetti, spaghetti napolitan... Aah, tiba-tiba jadi lapar!

Akhirnya kami sepakat untuk pergi ke Am*zy di daerah Babakan Tengah (Bateng), dekat kampus. Namun karena sudah masuk waktu sholat isya, kami sholat terlebih dahulu. Namun tak disangka tak diduga, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Karena sudah berharap akan segera makan, maka hujan pun ikut turun di mata saya. Sediih sekali. Dan lapar, tentunya.

Saya menangis sejadi-jadinya. Kanda yang tidak tega terus menghibur saya.
*Ya Allah, cengeng bangeeet! :p

Untungnya, alhamdulillah, hujan mereda pukul setengah sembilan. Karena sudah malam, Kanda segera menyalakan motor dan kami segera berangkat ke Am*zy. Walau senangnya bukan alang kepalang, saya menahan kegembiraan saya karena takut kalau-kalau spaghetti di sana sudah habis, atau tiba-tiba Am*zy sudah keburu tutup. Bisa-bisa hati dan mata saya hujan lagi, hehehe. Sampai di sana -yang ternyata belum tutup- saya segera memesan spaghetti, sedang Kanda memesan mie tiau goreng. Alhamdulillah ada, yang namanya rezeki, tak kan lari kemana-mana.

Setelah menunggu (agak) lama, akhirnya kami menikmati pesanan masing-masing. Selesainya, kami segera pulang dan istirahat dengan perut kenyang. Alhamdulillah!

Nah, lucunya, hari ini dan kemarin, saya kembali tidak ingin makan yang lain kecuali spaghetti. Aneh kan?!

Karena harganya cukup menguras kantong, terutama kalau dimakan tiap hari dan mengingat kami masih bersekolah dan banyak keperluan terutama untuk penelitian, akhirnya saya minta belikan saja spaghetti mentah kepada Kanda biar bisa saya masak sendiri di rumah. Walau rasanya pasti tidak seperti masakan restoran, setidaknya spaghetti buatan saya yang beri saus kornet tetap spaghetti: enak! :)

Hehe.. Gitu deh cerita saya makan spaghetti 3 hari berturut-turut. Begitu mengesankan! :D