10.23.2011

Met Ultah ya, Pontianak!

Pantas aja dari kemarin hati ini selalu teringat kota tercinta, rupanya air Sungai Kapuas mengeluarkan keajaibannya, memanggil hati orang-orang yang pernah menyentuhkan anggota tubuhnya ke Sungai Kapuas supaya ingat sama hari lahirnya Kota Khatulistiwa.

23 Oktober 2011, Pontianak genap 240 tahun.

Saya sangat berharap kota kelahiran saya ini jadi salah satu kota yang bernama baik di mata Dunia.

Karena saya sekarang lagi studi di Arsitektur Lanskap, saya jadi mengkhayalkan pembangunan berwawasan lingkungan Pontianak di benak saya nih.

Sekali-sekali menghayal sikit, nggak papa ya... :D  >>> minta ijin :p

Dalam bayangan saya, Pontianak yang hawanya panas-panas gimanaaa gitu, sedikit lebih nyaman dengan keberadaan pohon-pohon di sepanjang jalan kota.  Terus, warganya tuh pada pake sepeda.  Fasilitas pengendara sepeda nyaman dan aman.  Jadi suasana hari-ahad-di-sekitar-Masjid-Mujahidin bisa dirasain tiap hari, di hampir tiap tempat di sudut-sudut kota.  Fasilitas pejalan kaki juga keren, luas n teduh.  Nggak kalah lah, sama pedestrian negeri tetangga, itu standar minimal.  Alat transportasi umum yang digalakkan adalah sejenis bis kota, tapi ramah lingkungan. Ada yang pakai bahan bakar biasa, ada juga yang pakai biodiesel.  Yang pasti kondisi mesinnya oke.  Kendaraan lain boleh dioperasikan juga, tapi dengan syarat yang sama, kondisi mesinnya harus oke.

Terus di pusat kota tuh ada taman kota, yang isinya ya taman --dalam artian tumbuh-tumbuhan indah (bikin adem n teduh) yang ditata sedemikian rupa-- dan jalur perdagangan yang jelas, nggak abal-abal di sana sini.  *haduh, langsung terbayang depan korem alias alun-alun Kapuas yang sekarang, berantakan, hiks...

Lalu, daerah perdagangan dan instansi pemerintahan nggak berada di jalur jalan yang sama.  Plus, kawasan yang punya lembaga pendidikan dibuat lebih terisolir n tenang, nggak terganggu sama aktivitas bisnis atau pabrik-pabrik, atau jalan raya.  Halaman-halaman sekolah dibuat luaaas dan lega, supaya anak-anak sekolah aktif secara fisik dan sehat.  Ibaratnya, para pelajar tuh punya wilayah teritori sendiri, tapi tetap terintegrasi dengan masyarakat.  Tujuannya sih supaya lebih terkontrol, pendidikan dan keamanan pelajar, plus keamanan dan perekonomian masyarakat juga, nggak nyampur antara pusat belanja sama pendidikan. :(

Daerah perumahan wajib ramah lingkungan.  Jadi ada daerah pembuangan sampahnya, tapi sampah-sampah non-organik aja.  Karena sampah-sampah organiknya dibuat pupuk kompos atau dibuang di lubang pori. Sampah-sampah non-organiknya juga didaur ulang, jadi nggak numpuk.  Rumah warga punya standar, nggak penting ukuran, yang penting nggak himpit-himpitan sampe nggak punya halaman dan selokan.  Soal ukuran tergantung kemampuan membayar pajak! hehehe.  Terus, setiap rumah minimal punya satu pohon di halaman rumah, sedangkan selokannya nggak boleh sumbat atau ditutup.   Kalo nggak, didenda..

Manfaatnya banyak!  Tapi saya males nyebutin satu-satu.  Ada kok di pelajaran SD kelas satu. hehehe..

~~

Tau kota Ryekjavik di Islandia? Yup! saya sangat kagum pada kota yang satu itu.  Pertama, karena kotanya benar-benar ramah lingkungan.  Kedua, karena namanya unik!

Memang, Pontianak nggak punya kesamaan iklim sehingga bisa membuatnya sesejuk Ryekjavik (satu di dekat kutub utara, satu lagi di khatulistiwa, ya beda banget lah!).  Tapi saya yakin, kalo aja warga Pontianak sama sadar dan sama pedulinya dengan warga Ryekjavik, minimal nama Pontianak bakal harum di mata Dunia sebagai kota hijau.  Kota Pontianak, Kota Ramah Lingkungan...

Hmmm, it's sounds great, right?

Overall, Happy Birthday Pontianak.  Doaku dan rinduku bersamamu... :-*